Ada kabar gembira bagi masyarakat Indonesia. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa Singapura sangat mengakui kualitas sayur asal Indonesia.
Singapura pun bersedia membuat kesepakatan untuk menambah kuota impor dan bahkan akan bekerjasama dengan Indonesia untuk menjual sayur ke negara Timur Tengah.
"Kesepakatan itu tertuang kemarin waktu saya ke Singapura," kata Bayu di Kementerian Perdagangan, 19 Juli 2010.
Bayu menuturkan, kesepakatan ini sebagai bukti pengakuan otoritas agribisnis Singapura atas produk sayur Indonesia. Alasan lain, Singapura bersedia membeli sayur Indonesia adalah karena harganya yang lebih murah dibanding sayuran dari China.
Sayuran yang dimaksud adalah untuk mencakup kubis, kentang, dan hijauan daun.
"Nanti kita sepakat, pada September mendatang Indonesia diajak menjadi peserta di pekan sayur Indonesia di Singapura," katanya. Sebelumnya pada Agustus mendatang, Indonesia-Singapura akan menggelar workshop di Medan.
Menurut Bayu, kebutuhan sayur di negeri Singa itu pada saat ini, totalnya mencapai 2.500 ton perhari. Dari Indonesia pada saat sekarang hanya mampu memenuhi 10 persen atau sekitar 250-300 ton perhari, sisanya dipenuhi dari China.
Ekspor sayur asal Indonesia masih minimal karena masalah transportasi yang tidak mendukung. "Kita itu kalau ekspor sayur, kargonya pulang kosong, jadi rugi," kata dia.
Untuk itu pemerintah Indonesia dan Singapura bersepakat, guna mengatasi masalah ini, sehingga ekspor sayur kedepan diperkirakan bisa melonjak hingga angka 500 ton perhari. "Mereka komitmen ini karena harga sayur China mulai mahal," ujar Bayu.
Dari Indonesia sumber pemasok sayuran ini misalnya dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Selain itu, pemerintah juga sedang mengusahakan Riau dan Kalimantan Barat. (hs)
http://bisnis.vivanews.com/news/read...e-timur-tengah
Singapura pun bersedia membuat kesepakatan untuk menambah kuota impor dan bahkan akan bekerjasama dengan Indonesia untuk menjual sayur ke negara Timur Tengah.
"Kesepakatan itu tertuang kemarin waktu saya ke Singapura," kata Bayu di Kementerian Perdagangan, 19 Juli 2010.
Bayu menuturkan, kesepakatan ini sebagai bukti pengakuan otoritas agribisnis Singapura atas produk sayur Indonesia. Alasan lain, Singapura bersedia membeli sayur Indonesia adalah karena harganya yang lebih murah dibanding sayuran dari China.
Sayuran yang dimaksud adalah untuk mencakup kubis, kentang, dan hijauan daun.
"Nanti kita sepakat, pada September mendatang Indonesia diajak menjadi peserta di pekan sayur Indonesia di Singapura," katanya. Sebelumnya pada Agustus mendatang, Indonesia-Singapura akan menggelar workshop di Medan.
Menurut Bayu, kebutuhan sayur di negeri Singa itu pada saat ini, totalnya mencapai 2.500 ton perhari. Dari Indonesia pada saat sekarang hanya mampu memenuhi 10 persen atau sekitar 250-300 ton perhari, sisanya dipenuhi dari China.
Ekspor sayur asal Indonesia masih minimal karena masalah transportasi yang tidak mendukung. "Kita itu kalau ekspor sayur, kargonya pulang kosong, jadi rugi," kata dia.
Untuk itu pemerintah Indonesia dan Singapura bersepakat, guna mengatasi masalah ini, sehingga ekspor sayur kedepan diperkirakan bisa melonjak hingga angka 500 ton perhari. "Mereka komitmen ini karena harga sayur China mulai mahal," ujar Bayu.
Dari Indonesia sumber pemasok sayuran ini misalnya dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Selain itu, pemerintah juga sedang mengusahakan Riau dan Kalimantan Barat. (hs)
http://bisnis.vivanews.com/news/read...e-timur-tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar