Gejala Pada Bayi Yang Tak Boleh Diabaikan - Loverlem blog

Post Top Ad

loading...

17 Oktober 2011

Gejala Pada Bayi Yang Tak Boleh Diabaikan


Menjadi orangtua untuk pertama kalinya akan menjadi hal yang mengagumkan sekaligus menakutkan. Akan tambah menyeramkan ketika si bayi sakit. Untuk orangtua baru, tak heran akan ada kala terasa ingin panik setiap si bayi terbatuk atau mengalami ruam bahkan hanya sedikit.

Berikut adalah gejala-gejala yang harus dinilai serius oleh para orangtua jika terlihat pada bayi:
1. Bibir biru (cyanosis)

Jika bibir bayi Anda terlihat kebiruan, atau membran mukus di dalam mulutnya atau pada lidahnya berubah biru, ini bisa jadi tanda bahwa si bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup, begitu keterangan dari Carrie Drazba, MD, dokter anak di Rush University Medical Center, Chicago. Kondisi ini disebut cyanosis. Saat ini terjadi, segeralah ke dokter atau panggil ambulans.

2. Napas terengah-engah tanpa sebab yang jelas

Setiap bayi akan menggerutu atau menghela napas dalam sesekali. Namun jika mereka terus menerus bernapas dengan berat dan terengah-engah, dan Anda melihat bahwa mereka menggunakan otot dada lebih sering ketimbang seharusnya dan cuping hidung terus-terusan mengembang saat bernapas, bisa jadi ia menghadapi masalah pernapasan.

“Jika ini terjadi, segera hubungi dokter anak dan jika berlangsung cukup lama, pertimbangkan untuk membawanya ke ruang gawat darurat,” saran Jadene Wong, instruktur klinik di Lucille Packard Children’s Hospital.
3. Demam lebih dari 38 derajat Celsius pada bayi baru lahir

Jika bayi yang usianya kurang dari 2 bulan mengalami demam lebih dari 38 derajat Celsius, disarankan dr Drazba untuk membawanya ke dokter anak sesegera mungkin. Demam pada bayi yang baru lahir bisa berarti beragam. Mulai dari meriang hingga meningitis. Bayi baru lahir yang mengalami demam sangat patut diperhatikan.


4. Kekuningan pada kulit

Jika kulit bayi baru lahir terlihat menguning dan tambah menguning, ia bisa mengalami masalah penyakit kuning. Ada yang kondisinya masih normal, ada pula yang harus ditindaklanjuti serius. Bilirubin diproduksi di hati. Liver pada bayi butuh waktu hingga berfungsi penuh, tetapi ketika sudah berfungsi baik, segalanya akan baik-baik.

Saat kelahiran, jika hati si bayi tidak bergerak cepat, bilirubinnya bisa meningkat dan menyebabkan kulit bayi menguning. Bilirubin bayi yang meningkat bisa memengaruhi otak, menyebabkan kejang-kejang, serta kerusakan permanen.

Kebanyakan dokter akan merekomendasikan agar si ibu memberikan si bayi ASI sesering mungkin agar tubuh si bayi bisa mengeluarkan bilirubin yang berlebihan lewat BAB-nya. Langkah selanjutnya adalah menaruh si bayi di bawah sinar UV untuk terapi foto agar mempercepat pemecahan bilirubuh. Jika terus meningkat, akan dibutuhkan transfusi darah.

5. Dehidrasi

Jika si bayi jarang membasahi popoknya, sebaiknya dicurigai ia mengalami dehidrasi. Popok bayi seharusnya basah setiap hari dan makin sering basah seiring ia bertambah usia. Sekitar 6 kali popok basah ketika ia menginjak usia seminggu ke atas. Ciri-ciri lain anak dehidrasi adalah mulut kering, mata sayu, dan lesu.

Segera konsultasikan dengan dokter anak Anda. Para dokter umumnya akan merekomendasikan memberi anak cairan pengganti khusus. Air biasanya tidak disarankan karena bisa menurunkan level sodium yang bisa menyebabkan kejang-kejang.

6. Memuntahkan cairan kehijauan terang

Anak-anak seringkali muntah. Mereka bisa muntah karena batuk terlalu keras, menangis terlalu kencang, makan terlalu banyak, dan masalah perut. Jika muntahan yang ia keluarkan berwarna kehijauan, Anda sebaiknya memperhatikan lebih lanjut. Muntahan yang berwarna kehitaman juga bisa berarti hal yang serius.

Cairan muntah yang berwarna kehijauan bisa mengindikasikan ada hambatan pada saluran cernanya, yang membutuhkan perawatan lebih lanjut. Muntahan yang berwarna hitam seperti kopi bisa jadi tanda ada perdarahan di dalam. Muntah usai cidera atau kecelakaan di kepala juga butuh evaluasi lebih lanjut karena bisa mengarah kepada gegar otak. Tetapi, bagaimana pun, cidera atau benturan keras pada kepala sebaiknya diperiksa oleh dokter.

Secara garis besar, lebih baik aman dan berjaga-jaga ketimbang menyesal di kemudian hari. Saat ragu, percayakan pada insting Anda dan telepon dokter untuk bertanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

loading...