Dalam perkawinan, tiap orang dituntut untuk selalu bersama, menyelesaikan segala perbedaan tanpa berkelahi, menghabiskan tiap malam di ranjang yang sama, dan dilarang menyebut kata bosan. Menurut beberapa ahli Anda bisa melanggar beberapa peraturan. Bukan karena peraturan itu kuno tapi lebih karena kalau dibiarkan justru akan menimbulkan kekacauan lebih besar.
“Nyatanya melanggar beberapa aturan perkawinan mungkin adalah hal yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan perkawinan itu sendiri, ” kata Barbara Bartlein, RN, MSW, terapis psikologi dan penulis buku Why Did I Marry You Anyway?.
Berikut 7 aturan dalam perkawinan yang bisa dilanggar itu:
1. Jangan pergi tidur dalam keadaan marah.
Ini adalah peraturan yang mengesampingkan urusan hati yang kadang tak bisa diatur oleh otak. “Padahal memaksakan diri untuk menyelesaikan masalah saat sedang lelah dan stres tak akan membawa kita kemana-mana,” kata Elizabeth Lombardo, PhD, psikolog dan penulis buku A Happy You: Your Ultimate Prescription for Happiness. “Maka sepakatlah untuk tidak sepakat malam ini, dan beri kesempatan otak menunjukkan solusi saat Anda tidur.”
2. Selalu jujur 100 persen.
Selalu jujur dalam perkawinan bukan tindakan yang bijak. “Misalnya Anda tak perlu berbagi semua detil tentang mantan kekasih Anda,” kata Bartlein. “Jika itu Anda lakukan, malah akan memunculkan perasaan tak nyaman pada pasangan, dan perasaan membandingkan dalam diri Anda.” Intinya, Anda harus bersikap sopan dan lembut saat berurusan dengan perasaan pasangan Anda.
3. Jangan berlibur tanpa pasangan.
Pesan bijak dari aturan ini adalah, jika Anda punya waktu luang, maka idealnya Anda menikmatinya bersama pasangan. Yang jadi masalah dengan aturan ini adalah Anda dan pasangan mungkin punya minat yang berbeda untuk mengisi liburan. “Ini sangat tidak realistis,”kata Dr. Lombardo. Karena Anda mungkin butuh ke spa diakhir pekan, sementara si dia mungkin lebih suka bermain bulutangkis atau bersepeda. Hanya pastikan apapun yang Anda lakukan tidak berarti memutuskan komunikasi.”
4. Jika Anda berkelahi, maka itu akan berakhir pada perceraian.
Sebenarnya kata Bartlein, penelitian justru membuktikan pasangan yang tak pernah berkelahi — dengan asumsi mereka lebih senang menghindar dari konflik — justru lebih berisiko untuk bercerai. Yang kita butuhkan adalah cara berkelahi yang sehat dan produktif (tanpa saling menyalahkan, memberi julukan dan sebagainya) dan tetap memegang komitmen untuk saling menghargai, bukan sekadar menutup mulut.
5. Begitu anak-anak lahir, maka merekalah yang utama.
“Begitu sering saya melihat pasangan yang menomorduakan hubungan mereka sebagai suami istri untuk menjadi orang tua yang baik,” kata Dr. Lombardo. Tapi hal seperti ini malah mendapatkan yang sebaliknya. Padahal mendahulukan hubungan Anda berdua bukan hanya baik untuk Anda berdua tapi juga buat anak-anak.
Mereka perlu memiliki rasa aman dengan melihat kerukunan Anda berdua. “Ciptakan waktu hanya untuk berdua, tapi bukan demi membahas keuangan atau anak-anak, tapi dengan aktifitas yang menyenangkan.”
6. Anda seharusnya tidak pernah tidur terpisah.
Sebenarnya, cerita bahwa pasangan akan bisa tidur lebih baik dan nyaman jika tidur bersama daripada tidur sendiri- sendiri hanyalah mitos. Karena pola tidur tiap orang berbeda. Bisa jadi si istri tipe yang cepat tidur karena esok hari harus bangun lebih pagi, sementara si suami gemar bekerja dan menyalakan lampu hingga dini hari.
“Mendapatkan tidur malam yang baik, sangat penting bagi kesehatan, pikiran, tubuh dan perkawinan Anda,” kata Dr. Lombardo. “Hanya pastikan tidur di ranjang yang berbeda bukan dalam rangka untuk menghindari seks atau keintiman fisik”.
7. Hubungan seksual hanya bertujuan untuk membuat pasangan merasa bahagia.
Ini mungkin jadi persoalan khas kaum wanita, terutama ibu muda. “Seolah hubungan seksual tak lebih dari salah satu poin yang harus dilakukan hari itu, dan mereka melakukannya demi keutuhan perkawinan dan kebahagiaan pasangan Anda,” kata Dr. Lombardo. Meski dua alasan ini tidak salah, tapi tak seharusnya jadi satu-satunya alasan. “Hubungan seks adalah hak kedua pasangan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar