Judul
di atas merupakan pertanyaan yang sering kali muncul dalam wawancara
(interview). Ada yang menganggap merupakan pertanyaan mudah, atau bahkan
sebagian dari kita (orang melayu) sangat sulit mengungkapkan apa
kekuatan/keunggulan kita sendiri. Namun pertanyaan semacam ini harus
dijawab dengan baik agar kesan pewawancara menjadi positif terhadap Anda
yang selanjutnya akan mempengaruhi keputusan perusahaan menerima atau
menolak lamaran Anda baik sebagai peserta magang (internship) atau
sebagai karyawan baru.
Sebaiknya, hati-hati menjawab.
Jangan sampai Anda terjebak untuk membeberkan kekurangan-kekurangan diri
sendiri. Tentu Anda tak mau gagal diterima di tempat kerja idaman hanya
gara-gara menjawab dengan sangat jujur. Namun, Anda juga tak boleh
berbohong.
Dalam menjawab pertanyaan tentang
“Apa kekuatan dan kelemahan Anda ?” atau “Apa kekurangan Anda?” atau Apa
kekurangan dan kelebihan Anda.?, usahakan untuk lebih menekankan kepada
kekuatan Anda yang sesuai dengan uraian pekerjaan yang Anda tuju. Ubah
kata/kalimat atau dengan kata lain, menyamarkan kelemahan Anda dan coba
untuk membuat kelemahan tadi menjadi sesuatu hal yang kelihatan positif.
Sifat pertanyaan ini adalah ingin melihat apakah Anda mengenal baik
diri Anda sendiri, dan apakah ada atau akan ada usaha untuk memperbaiki
diri Anda sendiri.
Oleh karena itu Anda disarankan
untuk mencari tahu dengan membuat daftar terlebih dahulu dari apa yang
merupakan keunggulan dan kelemahan Anda katakan. Salah satu cara adalah
mulai dengan menanyakan pada diri Anda sendiri apa yang merupakan
keunggulan dan kelemahan Anda, kemudian tanyakan pada satu atau dua
orang teman dekat Anda untuk meng-cross-check daftar yang Anda buat.
Coba jangan Anda bantah apa yang dikatakan oleh teman-teman Anda
mengenai kelemahan dan kekuatan yang mereka kemukakan. Anda harus banyak
mendengar dan menelaah apa yang dikemukakan.
Misalnya, “Saya sangatmemperhatikan
detail dan di beberapa industri, terlalu mendetail bisa membutuhkan
waktulama sehingga kurang diperlukan. Namun di posisi akunting yang saya
lamar ini, saya rasasaya bisa bekerja dengan baik dan nyaman.”
Dalam mengungkapkan keunggulan
(yang bisa disebut juga kekuatan atau kelebihan), maka Anda harus
mempertimbangkan kemampuan dasar yang Anda miliki terutama soft skills
(seperti leadership, Communicationship, team work, negotiation,
Analytical skill, dsb.). Dan coba sintesa atau gabungkan dengan
kemampuan yang dituntut oleh perusahaan yang dilamar.
Jangan ragu untuk mengungkapkan
semua kemampuan tersebut. Karena perusahaan akan menghargai kemampuan
dasar Anda, alasannya hal ini merupakan modal dasar untuk mengembangkan
diri. Sedangkan kemampuan khusus seringkali berkaitan dengan hal-hal
yang bersifat teknis yang diperlukan perusahaan, misalnya menguasai
komputer dengan baik, kemampuan akuntansi, kemampuan mengelola data,
kemampuan bahasa atau kemampuan lainnya. Dan kemampuan khusus ini
biasanya semakin meningkat dengan beberapa pengalaman kerja Anda di
perusahaan terdahulu atau kursus-kursus yang Anda pernah ikuti.
Perusahaan berpikir seribu kali untuk menolak Anda, maka
juallahkemampuan dasar dan kemampuan khusus yang sudah Anda miliki.
Untuk mengungkapkan kelemahan atau
kekurangan Anda, maka coba untuk menyampaikan sampaikanlah hal-hal yang
berkaitan dengan sedikitnya pengalaman yang Anda dapatkan dalam bidang
tertentu. Sampaikan tanpa nada merendahkan diri dan katakan bahwa Anda
adalah orang yang selalu ingin belajar. Katakan juga bahwa Anda
merupakan orang yang cepat memahami dalam mempelajari sesuatu. Dan juga
katakan bahwa Anda bukanlah orang yang pasrah dengan kekurangan. Dengan
kata lain, Anda selalu ingin mengikuti proses pembelajaran terus menerus
untuk mencapai kemajuan. Anda dapat menjelaskan bahwa Anda memiliki
semangat yang tinggi untuk terus maju. Sehingga perusahaan akan menilai
bahwa Anda adalah orang yang punya motivasi untuk terus berkembang,
perusahaan tetap menilai diri Anda positif, walaupun
kekurangan-kekurangan tersebut Anda kemukan.
Contoh Jawaban:
Untuk kelemahan
Keinginan segera menyelesaikan
suatu pekerjaan atau proyek dibandingkan dengan keinginan memeriksa
ulang berkali-kali setiap butir data dalam spreadsheet dapat berubah
menjadi sebuah kekuatan yaitu Anda adalah seorang calon yang akan
memastikan bahwa proyek ini dilakukan tepat waktu dan hasilnya mendekati
sempurna.
Contoh Jawaban
Ketika saya sedang mengerjakan
sebuah pekerjaan/proyek, saya tidak hanya ingin bekerja untuk memenuhi
dateline. Namun, saya lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan/proyek
sebelum jadwal yang ditetapkan.
Terorganisir bukan merupakan
kekuatan saya, akan tetapi saya lebih menyukai menerapkan sistem
manajemen waktu yang benar-benar dapat membantu kemampuan organisasi
saya.
Saya ingin memastikan bahwa
pekerjaan saya adalah sempurna, jadi saya cenderung untuk sebisanya
menghabiskan waktu tersisa untuk memeriksanya kembali. Namun, saya telah
mendapatkan keseimbangan yang baik dengan menggunakan suatu sistem yang
mampu memastikan semuanya dilakukan dengan benar ssaat pertama kali
dikerjakan.
Dulu saya menunggu sampai menit
terakhir untuk mengatur janji untuk minggu yang akan datang, tapi saya
menyadari bahwa penjadwalan terlebih dahulu jauh lebih bermanfaat.
Saya akan mengatakan bahwa saya
bisa terlalu perfeksionis dalam pekerjaan. Kadang-kadang, saya
menghabiskan waktu lebih dari yang diperlukan pada tugas atau mengambil
tugas-tugas pribadi yang dapat dengan mudah didelegasikan kepada orang
lain. Meskipun saya tidak pernah melewatkan tenggat waktu, saya masih
berupaya untuk tahu kapan beralih ke tugas berikutnya, dan menjadi
percaya diri ketika menyelesaikan tugas yang lain.
Saya telah belajar untuk membuat
sifat perfeksionisme saya menjadi sebuah keuntungan di tempat kerja.
Saya hebat dalam memenuhi deadline, dan dengan perhatian saya terhadap
detail, saya tahu pekerjaan saya sudah benar.
Saya dulu selalu bekerja pada satu
proyek hingga selesai sebelum memulai yang lain, tapi saya sudah belajar
untuk bekerja pada banyak proyek pada saat yang sama, dan saya pikir
itu memungkinkan saya untuk lebih kreatif dan efektif di masing-masing
proyek.
Buat Perbandingan
Menurut Andrea Kay, penulis buku
Interview Strategies That Will Get the Job You Want, pertanyaan ini
memang penuh jebakan. Padahal, di saat yang sama, kita diharuskan
“menjual diri”. Andrea pun menyarankan saat menyatakan kelemahan Anda,
bandingkan atau hubungkan kelemahan itu dengan kelemahan orang lain.
Misalnya, “Saya menjadi tidak sabar ketika tim saya tidak cepat
mengambil inisiatif.” Dengan begitu, tetap ada nilai plus dari kelemahan
ini.
-Tak Perlu Berkaitan
Jika Anda merasa tak nyaman
mengungkap kelemahan, sebutkan saja yang tak ada hubungannya dengan
pekerjaan. Misalnya, Anda seorang penulis, katakan, “Saya kurang bagus
dalam berhitung atau matematika.” Kelemahan ini memang tak ada
hubungannya dengan karier Anda sebagai penulis. Namun, ini adalah
jawaban yang jujur.
-Beri Nilai Plus
Tak ada salahnya juga Anda menjawab
kelemahan dengan jujur. Namun, tambahkan nilai plus pada kelemahan itu.
Misalnya, Anda bisa menambahkan pernyataan, “….tetapi saya sedang
berusaha memperbaikinya.”
-Hindari Cara Klise
Karena bingung, seringkali kita
mengatakan kelebihan sebagai kelemahan. Misalnya, dengan mengatakan diri
kita sebagai workaholic. Ada cara sederhana dan rendah hati dalam
menyatakan kelemahan. Misalnya, “Saya memang mengalami kesulitan dalam
mengorganisir sesuatu. Namun, sekarang saya selalu membuat catatan
mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan selalu mengecek tenggat
waktunya. Cara ini membantu saya menyelesaikan tugas dan lebih
terorganisir.”
-Pilih yang Aman
Usahakan memilih satu kelemahan
yang tidak akan membuat Anda didiskualifikasi dari wawancara pekerjaan
itu. Misalnya, dengan menambahkan pernyataan bahwa Anda sedang berusaha
memperbaiki kelemahan itu. Buat seolah Anda sedang belajar dari
kesalahan yang pernah Anda buat.
-Selalu Positif
Jadikan kelemahan Anda sebagai cara
untuk bersinar saat wawancara. Bagaimana caranya? Tampillah sebagai
orang yang berjiwa positif. Siapa yang tak suka dengan orang seperti
ini? Ingat, Anda sedang dalam sesi wawancara dan harus membuat diri Anda
terlihat menarik untuk direkrut.
Jadi, Anda mungkin bisa mengatakan,
“Saya jarang duduk di sini (sesi wawancara) dan memikirkan diri saya
dalam pertanyaan seperti ini. Akan tetapi, saya ingin menjawab
pertanyaan ini.” Ini lebih baik daripada mengatakan, “Saya jarang duduk
di sini dan berpikir tentang kelemahan saya.”Hindari menggunakan atau
mengulang kata-kata bernada negatif, meski si pewawancara melempar nada
tersebut.
-Jangan Berlebihan
Hindari menggunakan kata bermakna
superlatif seperti terlemah, terburuk, atau terbesar, karena ini
menunjukkan tingkat paling atas. Jika Anda mengatakan, “Kelemahan
terburuk saya…,” artinya kelemahan Anda ada dalam level tertinggi dan
menyiratkan Anda memiliki kelemahan lain yang levelnya lebih rendah. Ini
akan membuat pewawancara menanyakan kelemahan lainnya. Begitu pula
ketika Anda mengatakan “…hal yang paling ingin saya kembangkan…” Ini
menyiratkan masih ada hal lain yang juga perlu diperbaiki.
-Gunakan “Mungkin”
Ketika Anda mengatakan, “Kelemahan
saya adalah…” ini menyatakan bahwa kelemahan itu mutlak, selalu ada
dalam diri Anda dan mungkin tidak bisa bisa diubah. Jadi, akan lebih
baik jika Anda mengganti pernyataan dengan, “Sepertinya saya orang
yang…” Jawaban ini memang menunjukkan seolah Anda sendiri tidak
sepenuhnya yakin memiliki kelemahan itu. Namun, jawaban ini menghindari
Anda dari menjawab kelemahan dengan kekuatan.
Pertanyaan ini memang bisa membuka
diskusi lebih lanjut. Jadi, akan sangat membantu jika Anda memahami
kelemahan sekaligus kekuatan. Bijaklah saat menjawab karena pertanyaan
ini juga menjadi tolak ukur kecerdasan Anda dalam berdiplomasi.
Persiapkan dengan baik dan Anda akan sukses melalui wawancara.
Hery Wibowo. 2007. Fortune Favors the Ready!. Jakarta:OASE Mata Air Makna
Theresia K. Wardhani. 2008. Sukses Meraih Peluang Kerja. Jakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar