BERANI GAGAL DAN PANTANG MENYERAH
Berani gagal bukan berarti tidak
pernah mengalami kegagalan sama sekali. Sebaliknya berani menghadapi
kegagalan yang sudah pasti terjadi. Selama anda masih menginjak tanah,
anda pasti akan mengalami satu dua kali kegagalan. Perbedaan tipis
inilah yang sebenarnya menentukan masa depan anda. Jika anda siap
menghadapi kegagalan, saya jamin anda pasti sukses. Masalahnya, berapa
kali lagi saya harus berhenti mencoba dan mencari alternatif lainnya ?
ARTI KEGAGALAN
Berani gagal mudah diucapkan, mudah
dipikirkan namun susah dipraktekan. Sewaktu memutuskan untuk keluar
dari pekerjaan lama saya dan memulai usaha sendiri sebagai pembuat
website perusahaan saya tahu dan benar-benar mengerti kata "Berani
Gagal" ini. Saya akan menghadapi satu atau dua kali kegagalan dalam
usaha saya. Percayalah, saya sudah menyiapkan diri sebaik-baiknya.
Saya keluar dari tempat kerja saya
dengan keyakinan bahwa saya akan berhasil, saya memiliki kemampuan dan
keahilan yang dibutuhkan, saya sudah mempersiapkan dana untuk masa-masa
tidak mendapatkan order, saya memiliki cukup modal....pendeknya saya
siap, atau setidak-tidaknya berpikir bahwa saya sudah siap. Teman dekat
saya, yang mengenal cara kerja saya pun memiliki keyakinan bahwa saya
akan menjadi orang yang berhasil. Ciee...ileh....sip soro...
Saya mulai melakukan apa yang bisa
saya lakukan. Itulah langkah pertama untuk memulai usaha sendiri. Jangan
berpikir langsung dapat order, jangan memikirkan kemungkinan terburuk,
lakukan hal-hal kecil dengan sepenuh hati, belajar, fokus, baca buku
motivasi, terus setia dalam perkara kecil. Jika kita belum bisa
melakukan hal-hal yang besar, maka lakukan hal-hal kecil dengan cara
yang besar.
Tiap hari saya membaca bidang
pekerjaan saya, mendengarkan audio motivasi, belajar hal-hal yang baru.
Bersyukur kepada Tuhan atas hidup saya yang luar biasa, berdoa dan
menguatkan iman. Saya percaya bahwa Rejeki itu datangnya dari Tuhan dan
Allah akan memenuhi segala kebutuhan saya karena Dia Allah yang
mencintai kita. Allah kita kaya, Bapa yang baik, Tuhan yang maha
kuasa....
Tiba-tiba saja, saya masuk ke
situasi yang men-down-kan mental dan semangat. Sebenarnya tidak terjadi
hal-hal yang buruk. Semuanya baik - baik saja. Saya tidak sakit, saya
tidak kena kasus kriminal, saya tidak berfoya-foya. Namun seperti
disambar petir, begitu cepat, begitu mendadak, datang tak diundang dan
pulang tak diantar. Saya begitu takut dengan segala sesuatunya.
Saya kok belum dapet order ya ? Apa
saya salah mengambil keputusan ? Apa memang, saya ditakdirkan unttuk
menjadi karyawan ? Bukan pengusaha ? Apa benar Tuhan itu baik ? Apa
benar iman dan doa saya dapat merubah segala sesuatu ? Ah... seandainya
saya berpikir lebih lama sebelum memutuskan untuk keluar dari pekerjaan
lama saya.... Memulai usaha sendiri itu gak segampang cocot'e Mario
Teguh. Mengapa saya mencari masalah sih ? Mengapa kok saya nekad sih ?
Bagaimana kalo ternyata saya salah ? Bagaimana kalo ternyata jasa
pembuatan website itu tidak memiliki prospek masa depan ?
Kalo saya gagal... bos lama saya
pasti menghina saya... teman-teman saya meninggalkan saya. Istri saya
gak makan, saya bakal diceraikan dan dicap sebagai suami pengangguran,
tidak berguna, laki-laki tidak bertanggungjawab ! Tuhan memang maha
kuasa, pengasih dan penyayang...tapi itu kata orang. Saya belum pernah
mengalaminya sendiri. Beneran tah....Tuhan itu menolong hidup kita ? Nek
nggak nulungin....terus piye ? Sing bilang Tuhan itu baik kan pak
pendeta. Dia dibayar untuk menggembor-gemborkan Tuhan itu baik, itu
pekerjaannya ! Lah saya....? Gak kerja gak isa makan.
Saya takut, saya jenuh, saya
menjadi malas, saya putus asa, saya memikirkan kembali betapa nikmatnya
menjadi seorang karyawan. Kerjo gak kerjo pokok'e dibayar. Biarpun bos
untung ato bos rugi....saya gak ngurus. Pokoke gaji bulanan lancar dan
dapur ngebul terus. Lapo mikir soro-soro tentang masa depan. Cek
Goblok'e sih aku ini... haaadeeeh....hadeh....
BADAI EMOSI KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN
Manusia lebih mudah memikirkan
hal-hal buruk daripada hal-hal baik dalam hidupnya. Ini adalah hukum
dunia. Entah itu orang sukses atau orang gagal, orang kaya atau orang
miskin, semuanya memiliki kecenderungan berpikir negatif. Itulah emosi,
hati nurani atau perasaan.
Hati nurani adalah satu-satunya
kelebihan manusia dari bintang. Binatang tidak bisa membedakan tentang
baik dan jahat. Oleh suara hatilah, anak manusia mengerti itu salah atau
benar. Kita tertawa jika sedang gembira, menangis jika sedih, marah
jika dihina dan benci ketika dikhianati. Kita mampu merasakan kesedihan
orang lain, meneteskan air mata mendengarkan perjuangan mereka dan
tertawa bersama merayakan kesuksesan mereka. Itulah empati, simpati yang
muncul dari hati nurani.
Namun, bisikan lembut ini adalah
pedang bermata dua. Kadang menguatkan, memberikan semangat, namun jauh
lebih sering menjatuhkan mental kita. Beberapa orang mengatakan bahwa
efek negatif ini melekat dalam diri kita karena dosa asal manusia
pertama.
Perasaan adalah satu-satunya
kelebihan kita sebagai manusia. Perasaan bukanlah kebenaran. Perasaan
itu berubah-ubah. Perasaan tidak bisa dilogika. Dan perasaan itu tidak
nyata. Perasaan membuat hidup menjadi indah, namun perasaan bukanlah
raja atas hidup kita. Keputusan yang kita buatlah yang sebenarnya
menentukan masa depan kita.
Kita bisa bersedih, namun karena
kita bisa memutuskan untuk tetap melangkah. Kita boleh ragu-ragu, namun
kita bisa memutuskan untuk menyelesaikan apa yang sudah kita mulai. Kita
terserang kemalasan, kegalauan plus kehampaan, namun kita memutuskan
untuk bergembira. Kita memang tidak semerta-merta langsung berubah, kita
tetap sedih, tetap ragu-ragu, tetap takut namun pelan-pelan perasaan
itu akan lenyap. Karena itu hanyalah sebuah perasaan....hal yang tidak
nyata, hal yang. tidak masuk akal, hanyalah sebuah bayangan yang kita
ciptakan sendiri, ketakutan yang kita buat.
Saya tidak mengerti mengapa saya
begitu galau dan begitu takut gagal. Padahal.... saya belum melakukan
kegagalan sama sekali. Saya tidak mengerti mengapa saya begitu putus asa
dengan keputusan yang saya buat.... padahal saya belum mencoba. Belum
dicoba kok wes bilang gak bisa, kata salah seorang teman saya. Saya
tidak mengerti penyebab emosi negatif saya.... padahal segala sesuatunya
sudah sesuai dengan rencana saya. Yang namanya Wapannuri ini aneh
banget.... belum apa-apa sudah menyerah kalah duluan. Baru keluar dua
bulan wes kebingungan setengah mati. Belum berjuang sampai tetes darah
penghabisan wes takut gagal.
MENGAPA SAYA BEGITU TAKUT DENGAN KEGAGALAN ?
Ternyata saya kehilangan fokus
karena terlalu berfokus pada tujuan saya. Saya hanya melihat sebuah
titik karena mata saya terpaku pada titik itu. Saya harus mundur
kebelakang supaya bisa melihat gambaran keseluruhannya. Saya terlalu
bernafsu mengejar tujuan sehingga saya lupa dengan tujuan sebenarnya.
Saya tahu konsep ini aneh. Tetapi inilah pengalaman hidup saya pribadi.
Saya tidak membiarkan sedetikpun
terbuang percuma. Saya hanya mengurusi pekerjaan baru saya, membaca
topik-topik yang berkaitan dengannya, mempelajari hal-hal yang sejalan
dan menyingkirkan informasi lainnya. Pendeknya, tiap hari makan ayam
goreng, suatu saat pasti akan bosan juga. Kalaupun dipaksa, nafsu makan
pasti berkurang. Kalaupun masih dipaksa, yang ada hanya penolakan dan
muntah.
Itulah yang terjadi dalam diri
saya. Apa yang saya sukai malah menjadi hal yang paling saya benci di
dunia ini. Apa yang menjadi tumpuan masa depan saya malah menjatuhkan
mental saya. Ternyata saya mempelajari hal penting tentang kata fokus
ini. Berfokus pada tujuan bukan berarti mencurahkan segala-galanya pada
tujuan itu. Memaksa dan ngoyo malah membuatnya menjadi senjata makan
tuan.
Ketika anda memfokuskan pada salah
satu bagian, maka anda akan kehilangan gambaran keseluruhannya. Ketika
suara hati anda membisikan untuk beristirahat, itulah waktu yang tepat
untuk berhenti dari pekerjaan anda. Pahami bahwa kehidupan itu suatu
proses. Ada waktu menabur dan ada waktu menuai. Ada waktu membajak dan
ada waktu untuk menabur benih. Ada waktu untuk memberi dan ada waktu
untuk menuai.Segala sesuatu ada waktunya !
Kehidupan itu selalu berputar.
Kadang kita diatas, kadang di bawah. Ketika di atas, jangan terlalu
bergembira karena akan ada masanya anda akan berada di bawah. Ketika
sedang dalam masa suram, jangan terlalu bersedih karena kegagalan adalah
sebuah kesuksesan yang tertunda.
Ketika anda di atas, jangan
memandang rendah orang - orang yang berada di bawah karena suatu saat
nanti mereka akan berada di atas anda. Jangan menyakiti hati orang jika
anda tidak ingin disakiti. Jangan bersyukur karena hidup anda lebih baik
daripada orang lain. Itu namanya bersyukur atas penderitaan orang lain.
Bersyukurlah karena hidup anda bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Atas segala kegagalan yang anda
alami, jangan pernah menyerah. Janganlah dirimu dikuasai oleh emosi dan
keadaan. Jangan mau dikalahkan dengan ketakutan. Jangan bekerja untuk
bertahan hidup saja. Bekerjalah untuk menjadi yang terbaik dalam bidang
pekerjaan anda. Jangan menjadi orang biasa karena anda sebenarnya
diciptakan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa. Beranilah gagal dan
jangan pernah menyerah !
source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar