Menurut sebuah artikel yang baru-baru ini dipublikasikan dalam American Journal of Medicine, terapi penggantian testosteron mungkin juga meningkatkan kesehatan pria secara keseluruhan.
Untuk menyoroti beberapa tantangan dan kontroversi yang dihadapi dalam diagnosis dan pengobatan pria penderita defisiensi testosteron, penulis sebuah artikel di American Journal of Medicine memperkenalkan sebuah gambaran klinis untuk mengilustrasikan implikasi defisiensi
testosteron pada kesehatan pria secara keseluruhan, dan menganalisa sejumlah studi tentang pria yang menerima terapi penggantian testosteron untuk mengobati defisiensi testosteron.
Artikel tersebut juga memberikan diagnosa, pengobatan, mengatasi keprihatinan dan ketidakpastian yang melibatkan terapi penggantian testosteron. Rekomendasi mereka menunjukkan bahwa terapi penggantian hormon, dalam hubungannya dengan diet dan olahraga, akan membantu meningkatkan kesehatan pria secara seksual mau pun fisik.
Pada sketsa klinis digambarkan seorang pria berusia 52 tahun keturunan Kaukasia yang menderita disfungsi ereksi, libido berkurang, dan kelelahan. Tingginya 164 cm dan beratnya 98,6 kg, dengan darah dan nilai-nilai laboratorium normal. Namun, tekanan darahnya tinggi, total serum
testosteronnya rendah, dan serum glukosa puasa serta profil lipid yang tinggi. Semua itu menunjukkan adanya sindrom metabolisme.
Sebagai kesimpulan, penulis menyarankan pria tersebut mendapatkan perawatan terapi penggantian testosteron, dengan tindak lanjut untuk menentukan kemanjuran terapi tersebut dalam meningkatkan kadar testosteron ke tingkat normal.
http://www.mediaindonesia.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar