Ribuan sampah ditemukan di dalam perut penyu yang mati karena polusi laut. Inilah bukti dampak perilaku manusia terhadap kehidupan laut.
Penyu seringkali salah mengira sampah plastik sebagai ubur-ubur, salah satu makanan favorit mereka. Plastik dapat memblokir saluran pencernaan dan menyebabkan kematian perlahan serta menyakitkan karena kelaparan.
Penyu hijau (green sea turtle) yang mati itu ditemukan di lepas pantai Argentina dengan ukuran tubuh sepanjang 44 inci. Dalam edisi terbaru Marine Turtle Newsletter ahli biologi menegaskan 75% penyu hijau mengkonsumsi sampah plastik termasuk, balon, sisa bola dan bekas pembungkus makanan.
"Hampir semua tubuh hewan laut, termasuk beberapa hewan yang sangat rentan dan langka di dunia, terkena dampak perilaku manusia. Terutama plastik," kata pengamat hewan laut Colette Wabnitz dari University of British Columbia.
Plastik juga sering muncul di sarang burung. Ikan paus, penyu dan albatros adalah beberapa hewan yang ‘gemar’ mengkonsumsi plastik.
“Lebih dari 260 spesies dilaporkan menelan dan terjerat puing plastik. Di seluruh dunia, setidaknya 260 juta ton plastik diproduksi setiap tahun. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan setengah ton sampah plastik pada 1950,” kata Wabnitz.
Satu miliar tas plastik digunakan setiap hari dan tiga dari seribu plastik terbuang ke laut.
"Tahun lalu, saya bahkan menemukan 76 tas plastik dalam satu menit di permukaan laut Indonesia saat saya berdiri di haluan perahu untuk meneliti penyu,” kata Wallace Nichols dari California Academy of Sciences.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar