Komisi perlindungan untuk wartawan (CJP) telah menyusun daftar sepuluh negara terburuk bagi seorang blogger . Negara Asia dan Timur Tengah seperti Burma dan Iran menduduki ranking paling buruk karena telah menganiaya, menangkap, dan memenjarakan para penulis internet yang kritis terhadap pemerintah, politik, dan agama.
Kesepuluh negara tersebut adalah:
1. Burma
2. Iran
3. Syria
4. Kuba
5. Arab Saudi
6. Vietnam
7. Tunisia
8. China
9. Turkmenistan
10.Mesir
“Blogger adalah perintis revolusi informasi, dan jumlah mereka meningkat pesat”, ujar Joel Simon, Direktur Eksekutif CJP. “Dengan sigap pemerintah memanfaatkan teknologi untuk melawan para blogger dengan mensensor dan memfilter Internet, membatasi hak akses dan mengumpulkan data-data pribadi. Ketika cara-cara itu kurang manjur, pemerintah memenjarakan para blogger untuk mengintimidasi komunitas online supaya mereka diam atau melakukan swa-sensor.”
Blogger dari Burma, Maung Thura, dikenal dengan nama Zarnagar, divonis penjara 59 tahun atas berbagai tuduhan seperti mengkritik pemerintah, menggalang dana untuk korban Siklon di Irrawady, dan menyebarkan video di Internet.
Omidreza Mirsayafi blogger dari Iran tewas di penjara. Ia dihukum kurung dengan tuduhan menghina pemimpin agung Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Ayatollah Ruhollah Khomeini. Walaupun pengadilan Iran tidak spesifik menunjukkan artikel mana yang bermasalah, diduga Mirsayafi dipenjara karena tulisannya yang mempertanyakan dukungan pemerintah Iran kepada Hizbolla.
Bagaimana dengan Indonesia? Tidak ada data untuk nusantara kita. Akan tetapi kita bisa “meminjam” data yang mirip yaitu indeks kemerdekaan pers sedunia yang disusun oleh Reporters Without Borders.
Dalam laporan tersebut Indonesia menempati rangking 111 dari 173 negara, dengan kadar kemerdekaan “sedang”. Kita masih terkekang dibanding Irlandia, Jepang, dan Timor Leste, tetapi jauh lebih merdeka dibanding Iran, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, dan RRC.
Menariknya, skor kemerdekaan kita selalu naik turun. Skor tahun 2008 adalah 27, membaik dari tahun lalu yang 30 (semakin rendah semakin baik). Kita pernah mencatat skor terbaik pada tahun 2002 sebesar 20, dan terburuk 37,75 pada tahun 2004.
Artinya kemerdekaan yang kita hirup setiap pagi belumlah kokoh. Dalam tahun-tahun ke depan masih banyak tantangan dan hambatan atas kemerdekaan kita. Dan tidak ada yang lebih berkuasa untuk mengamankannya selain Anda.
http://hermansaksono.com/2009/05/sepuluh-negara-terburuk-untuk-ngeblog.html
Kesepuluh negara tersebut adalah:
1. Burma
2. Iran
3. Syria
4. Kuba
5. Arab Saudi
6. Vietnam
7. Tunisia
8. China
9. Turkmenistan
10.Mesir
“Blogger adalah perintis revolusi informasi, dan jumlah mereka meningkat pesat”, ujar Joel Simon, Direktur Eksekutif CJP. “Dengan sigap pemerintah memanfaatkan teknologi untuk melawan para blogger dengan mensensor dan memfilter Internet, membatasi hak akses dan mengumpulkan data-data pribadi. Ketika cara-cara itu kurang manjur, pemerintah memenjarakan para blogger untuk mengintimidasi komunitas online supaya mereka diam atau melakukan swa-sensor.”
Blogger dari Burma, Maung Thura, dikenal dengan nama Zarnagar, divonis penjara 59 tahun atas berbagai tuduhan seperti mengkritik pemerintah, menggalang dana untuk korban Siklon di Irrawady, dan menyebarkan video di Internet.
Omidreza Mirsayafi blogger dari Iran tewas di penjara. Ia dihukum kurung dengan tuduhan menghina pemimpin agung Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Ayatollah Ruhollah Khomeini. Walaupun pengadilan Iran tidak spesifik menunjukkan artikel mana yang bermasalah, diduga Mirsayafi dipenjara karena tulisannya yang mempertanyakan dukungan pemerintah Iran kepada Hizbolla.
Bagaimana dengan Indonesia? Tidak ada data untuk nusantara kita. Akan tetapi kita bisa “meminjam” data yang mirip yaitu indeks kemerdekaan pers sedunia yang disusun oleh Reporters Without Borders.
Dalam laporan tersebut Indonesia menempati rangking 111 dari 173 negara, dengan kadar kemerdekaan “sedang”. Kita masih terkekang dibanding Irlandia, Jepang, dan Timor Leste, tetapi jauh lebih merdeka dibanding Iran, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, dan RRC.
Menariknya, skor kemerdekaan kita selalu naik turun. Skor tahun 2008 adalah 27, membaik dari tahun lalu yang 30 (semakin rendah semakin baik). Kita pernah mencatat skor terbaik pada tahun 2002 sebesar 20, dan terburuk 37,75 pada tahun 2004.
Artinya kemerdekaan yang kita hirup setiap pagi belumlah kokoh. Dalam tahun-tahun ke depan masih banyak tantangan dan hambatan atas kemerdekaan kita. Dan tidak ada yang lebih berkuasa untuk mengamankannya selain Anda.
http://hermansaksono.com/2009/05/sepuluh-negara-terburuk-untuk-ngeblog.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar