Seorang bayi perempuan yang baru berusia satu bulan 19 hari menjadi korban penculikan. Rifina Listiana, anak kedua dari pasangan Tete Hermawan (35 tahun) dan Lisnawati (27 tahun) sempat diculik sekitar dua jam lebih.
Penculikan berawal saat Lisnawati hendak menjemput anak pertamanya Rafli di sekolahnya di SD 9, Bantarjati. Karena lokasi sekolah Rafli dekat dengan rumah, Lisnawati pergi berjalan kaki sambil mengendong Rifina. Namun belum sampai di sekolah Rafli, tiba-tiba seorang pria tak dikenal mencegatnya.
Johana, kakak Lisnawati mengatakan, si pria itu langsung meminta bayi yang digendongnya. Seperti dihipnotis oleh pelaku, Lisnawati pun memberikan bayinya. Entah kenapa, ia langsung berjalan menuju rumah. Lisnawati baru sadar kalau anaknya diculik, setelah berada jauh dari lokasi kejadian. “Sepertinya dia dihipnotis, jadi dengan mudah dan tidak sadar dia berikan bayinya ke orang itu,” kata Johana, Rabu (12/8).
Lisnawati -warga Jalan Arzimar I, RT 3/10, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor– ini pun pulang dan memberitahukan kejadian itu keseluruh anggota keluarganya. “Dia pulang ke rumah dengan kondisi panik dan menangis, sekarang tidak sadarkan diri,” ujar Johana.
Tak berselang lama, seorang pembantu rumah tangga, Khusnul, mendengan suara bayi menangis di tong sampah di depan rumah majikannya, di Jalan Dewi Abika, RT 4/6, Kelurahan Bantarjati, Keamatan Bogor Utara, Kota Bogor. “Sekitar pukul 10.30 WIB, dia hendak ke warung,” kata Daryati, majikan Khusnul.
Khusnul panik melihat bayi sedang menangis di tong sampah, Ia pun kembali masuk rumah. Dia memberitahukan kakaknya yang juga pembantu di rumah tersebut. Setelah itu, barulah dia memberitahukan kepada warga yang ada di warung dekat rumahnya.
Hingga berita ini ditulis, Lisnawati belum siuman dari pingsan, sehingga tak tahu anaknya telah ditemukan.
Kasus penculikan ini masih dalam penyelidikan Polsek Bogor Utara. “Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 pagi. Masih dalam pemeriksaan. Banyak saksi yang harus kita mintai keterangan. Kasus ini butuh penyelidikan yang mendalam,” kata Kapolsek Bogor Utara, Kompol Rahmat Lubis.
Penculikan berawal saat Lisnawati hendak menjemput anak pertamanya Rafli di sekolahnya di SD 9, Bantarjati. Karena lokasi sekolah Rafli dekat dengan rumah, Lisnawati pergi berjalan kaki sambil mengendong Rifina. Namun belum sampai di sekolah Rafli, tiba-tiba seorang pria tak dikenal mencegatnya.
Johana, kakak Lisnawati mengatakan, si pria itu langsung meminta bayi yang digendongnya. Seperti dihipnotis oleh pelaku, Lisnawati pun memberikan bayinya. Entah kenapa, ia langsung berjalan menuju rumah. Lisnawati baru sadar kalau anaknya diculik, setelah berada jauh dari lokasi kejadian. “Sepertinya dia dihipnotis, jadi dengan mudah dan tidak sadar dia berikan bayinya ke orang itu,” kata Johana, Rabu (12/8).
Lisnawati -warga Jalan Arzimar I, RT 3/10, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor– ini pun pulang dan memberitahukan kejadian itu keseluruh anggota keluarganya. “Dia pulang ke rumah dengan kondisi panik dan menangis, sekarang tidak sadarkan diri,” ujar Johana.
Tak berselang lama, seorang pembantu rumah tangga, Khusnul, mendengan suara bayi menangis di tong sampah di depan rumah majikannya, di Jalan Dewi Abika, RT 4/6, Kelurahan Bantarjati, Keamatan Bogor Utara, Kota Bogor. “Sekitar pukul 10.30 WIB, dia hendak ke warung,” kata Daryati, majikan Khusnul.
Khusnul panik melihat bayi sedang menangis di tong sampah, Ia pun kembali masuk rumah. Dia memberitahukan kakaknya yang juga pembantu di rumah tersebut. Setelah itu, barulah dia memberitahukan kepada warga yang ada di warung dekat rumahnya.
Hingga berita ini ditulis, Lisnawati belum siuman dari pingsan, sehingga tak tahu anaknya telah ditemukan.
Kasus penculikan ini masih dalam penyelidikan Polsek Bogor Utara. “Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 pagi. Masih dalam pemeriksaan. Banyak saksi yang harus kita mintai keterangan. Kasus ini butuh penyelidikan yang mendalam,” kata Kapolsek Bogor Utara, Kompol Rahmat Lubis.
republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar