Semangat wirausaha tidak dimiliki setiap orang. Karenanya, banyak yang memilih aman dengan menjadi karyawan. Tak sedikit yang meyakini peluang wirausaha dan memberanikan diri berbisnis. Namun, banyak juga yang umurnya tak lama, lalu kembali ke dunia kerja.
Menurut pakar marketing Prof Rhenald Kasali, PhD, dalam bukunya yang berjudul Wirausaha Muda Mandiri, banyak pemula yang gagal berwirausaha karena gagal menanamkan passion ke dalam alam ketidakpastian. Artinya, pebisnis pemula belum menyadari bahwa kegiatan berbisnis berdekatan dengan ketidakpastian. Bukan sekadar ada modal, pengembalian keuntungan, dan kejayaan.
Menjadikan ketidakpastian sebagai sahabat adalah prinsip yang harus dimiliki pebisnis pemula. Memahami risiko dan bagaimana persepsi yang harus dibangun mengenai risiko, ini jauh lebih penting dalam berbisnis.
Pebisnis, menurut Rhenald, perlu memahami ketidakpastian untuk menghindari aborsi pada usaha yang dijalankannya. Berikut prinsipnya:
* Pebisnis harus selalu bersiap menerima atau menghadapi kenyataan terburuk, meski selalu berharap yang terbaik.
* Belajar dari setiap langkah yang dijalankan dalam bisnis, meski pebisnis tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan atau direncanakan.
* Kenali dan bersahabat dengan data, informasi atas kegiatan berbisnis, hingga Anda mengenal pola, pelaku, dan akibat-akibatnya. Ketidakpastian eksis saat Anda tidak mengenali apa yang sedang dihadapi.
* Rumusnya adalah, semakin pasti suatu bisnis, semakin kecil risikonya, semakin kecil pula kemungkinan keuntungannya. Sebaliknya, semakin besar ketidakpastian, semakin besar keuntungan di baliknya.
* Semakin besar probabilitas keuntungan dari berbisnis, semakin besar risikonya.
* Sesuatu yang terkesan lebih pasti, terkandung ketidakpastian di dalamnya. Yang perlu dipastikan adalah persepsi terhadap risiko. Untuk mengurangi risiko, bersahabatlah dengan data dan informasi, tanamkan keahlian dan reputasi, bangun jejaring, fokus pada keunggulan, dan jalani bisnis dari sesuatu yang Anda cintai.
Menurut pakar marketing Prof Rhenald Kasali, PhD, dalam bukunya yang berjudul Wirausaha Muda Mandiri, banyak pemula yang gagal berwirausaha karena gagal menanamkan passion ke dalam alam ketidakpastian. Artinya, pebisnis pemula belum menyadari bahwa kegiatan berbisnis berdekatan dengan ketidakpastian. Bukan sekadar ada modal, pengembalian keuntungan, dan kejayaan.
Menjadikan ketidakpastian sebagai sahabat adalah prinsip yang harus dimiliki pebisnis pemula. Memahami risiko dan bagaimana persepsi yang harus dibangun mengenai risiko, ini jauh lebih penting dalam berbisnis.
Pebisnis, menurut Rhenald, perlu memahami ketidakpastian untuk menghindari aborsi pada usaha yang dijalankannya. Berikut prinsipnya:
* Pebisnis harus selalu bersiap menerima atau menghadapi kenyataan terburuk, meski selalu berharap yang terbaik.
* Belajar dari setiap langkah yang dijalankan dalam bisnis, meski pebisnis tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan atau direncanakan.
* Kenali dan bersahabat dengan data, informasi atas kegiatan berbisnis, hingga Anda mengenal pola, pelaku, dan akibat-akibatnya. Ketidakpastian eksis saat Anda tidak mengenali apa yang sedang dihadapi.
* Rumusnya adalah, semakin pasti suatu bisnis, semakin kecil risikonya, semakin kecil pula kemungkinan keuntungannya. Sebaliknya, semakin besar ketidakpastian, semakin besar keuntungan di baliknya.
* Semakin besar probabilitas keuntungan dari berbisnis, semakin besar risikonya.
* Sesuatu yang terkesan lebih pasti, terkandung ketidakpastian di dalamnya. Yang perlu dipastikan adalah persepsi terhadap risiko. Untuk mengurangi risiko, bersahabatlah dengan data dan informasi, tanamkan keahlian dan reputasi, bangun jejaring, fokus pada keunggulan, dan jalani bisnis dari sesuatu yang Anda cintai.
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar