Meski begitu ada salah satu keterangan yang menarik tentang keadaan tanah Jawa dalam sebuah tulisan Hindu yang menyatakan bahwasanya Nusa Kendang yaitu nama pulau Jawa sewaktu masih menjadi bagian dari India pada 1190 silam, seperti yang tertulis dalam berbagai kitab suci bahwa terjadi air bah yang menyelimuti bumi dan mengakibatkan pulau Nusa Kendang terpisah (sebagian tenggelam) dari daratan besar Asia dan Australia.
Pulau Jawa masa itu terdiri dari sembilan pulau yang dilahirkan/disebabkan oleh letusan letusan gunung api serta gempa gempa yang membuat bersatunya kesembilan pulau tersebut menjadi pulau Jawa – Babad Tanah Jawi menceritakan lagi yaitu pada masa 296 sesudah masehi dimana bencana gunung api dan gempa bumi besar menciptakan gunung gunung baru dan menenggelamkan beberapa gunung gunung lama.
Lalu pada 444 sesudah masehi dikarenakan adanya gempa bumi besar maka mengakibatkan Nusa Barung serta Nusa Kambangan yang dahulu bernama Tembini menjadi terpisah dari pulau JAwa, disebutkan juga pada tahun 1208 masehi pulau sumatera terpisah dari pulau JAwa lalu pada 1254 turut pisah juga dari pulau Jawa yaitu pulau Hantara (Madura) dan pada 1293 terjadilah terpisahnya Bali dari pulau Jawa dan kesemuanya diakiatkan oleh bencana alam yang besar semisal gempa bumi dan letusan gunung api.
Menurut babad kuno mengisahkan tentang sejarah yang masih samar yaitu sosok raja yang mempunyai nama Arjuna di daerah Kling, Koromandel yaitu kerajaan Astina, menitahkan untuk membawa orang orangnya (penduduk) untuk menghunis ebuah pulau yang kosong yang nantinya disebut pulau Jawa dan tempat penduduk tersebut mendarat disebutkan kemungkinan didaerah Jawa Barat – Banten berdekatan dengan Serang namun kisah jelasnya belum diketahui karena menurut babad sendiri masih berupa sejarah yang samar.
Diceritakan bahwa koloni pertama menemui kondisi yang jauh dari harapan karena didera penyakit dan serangan binatang buas serta mahluk mahluk ganas dari alam gaib penunggu tanah tersebut, akibatnya banyak dari mereka pulang menuju tanah asal kembali pada sekitar 450 tahun sebelum masehi dan disebutkan juga koloni pertama ini banyak yang memeluk agama Shiwa.
Akan tetapi menurut Serat Asal Keraton Malang yang tidak disebarluaskan )tidak diedarkan) menceritakan bahwa raja Rum yang merupakan Sultan dari Turki (tapi dalam surat lainya disbeutkan dari negara Dekhan) pada tahun 350 sebelum masehi menirimkan perpindahan penduduk yang kedua kali setelah raja Astina. Dipimpin oleh Aji Keler dan membawa sekitar 20.000 laki laki dan 20.000 perempuan berasal dari koromandel dan disitulah Aji Keler menemukan Nusa Kendang (nama pulau Jawa kuno) yang dataranya masih sulit, tertutup hutan belantara lebat berisi binatang buas dan kebanyakan hutan ditumbuhi pohon jawi hingga pulau tersebut dinamai pulau Jawi dan secara keseluruhan kemudian hari disebut Jawa.
Dengan kondisi yang seperti itu dikatakan sulit menemukan tempat pendaratan kapal utama akan tetapi pendaratan kedua ini disebutkan ada di Semampir yaitu sebuah tempat yang berdekatan dengan Surabaya (sekarang), perpindahan kedua ini membawa penduduk yang sebagian besar memeluk Animisme dan selang beberapa waktu maka raja Dekhan mengirim seorang patihnya menuju pulau Jawi.
kerajaan pertama di pulau jawa
Leluhur Orang Jawa | Tujuan dikirimkanya patih tersebut antara lain untuk menyelidiki nasih koloni perpindahan ke pulau Jawi sebab ada kabar bahwa banyak dari mereka yang kabur dan entah apakah selamat atau tidak dan apakah lalu mendirikan koloni koloni kecil terpisah, menjadi korban binatang buas dan dikabarkan dengan runut kepada raja Dekhan oleh patihnya sekembalinya dari pulau Jawi tersebut.
Setelah itu dikerahkanlah lagi perpindahan penduduk gelombang ketiga dengan dibekali peralatan yang memadai dengan jumlah laki laki dan perempuan yang sama 20.000 masing masingnya, perbekalan meliputi alat pertanian dan bekal untuk makan selama setengah tahun agar orang orangnya bisa melawan ganasnya alam dan tidak lagi kabur seperti gelombang kedua. Dari perpindahan penduduk gelombang ketiga tersebut membuahkan beberapa desa dengan nama Ngawu, Hawu Langit, Dewarawati, Mandakara, Ngamarta dan beberapa desa lainya.
Gelombang ketiga ini dapat bertahan dan lama kelmaan berkembang dan menyebar kebeberapa penjuru pulau Jawi dan tetap memeluk kepercayaan Animisme serta beberapa pengembanganya, hingga pada 100 tahun sebelum masehi diadakan lagi gelombang perpindahan keempat yang berisikan orang orang dengan agama Hindu Wasiya. Orang orang gelombang keempat ini berisi dari pedagang, petani dan beberapa kalangan lain dan tidak sedikit pula karena mengungsi setelah daerah asalnya didera berbagai permasalahan dan harus meninggalkan India.
Gelombang keempat ini dikatakan mendarat dan menetap didaerah Pasuruan hingga Probolinggo dan secara bertahap membuat perkampungan, desa desa baru sepanjang pesisir pantai selatan yang berpusat pada kerajaan Singosari, dan setelah beberapa waktu kemudian bergeser/pindah kepada pemerintahan kerajaan Kedi (sekarang Kediri) namun siapa raja dan catatan lengkap setelahnya dalam kerajaan Kedi tidaklah lengkap/jelas.
Namun dikatakan dalam cerita turun temurun bahwa kerajaan Kedi mempunyai seorang ratu bernama Nyai Kedi yang memegang singgasana Kedi pada era 900 tahun sesudah masehi, lalu banyak dari keturunan Hindu Wasiya dimasukan dalam kerajaan Mendang yang juga disebut kerajaan Kamulan, Ngastina, Gajah Huiya dan raja yang memerintah Kerajaan tersbeut adalah Jayabaya yang memindahkan singgasananya ke Kediri dan kerajaan barunya yang bernama Doho.
babad tanah jawi jawaleluhur orang jawa
Raja Jayabaya bukan saja seorang raja namun beliau juga seorang Cerdik (ilmuwan) yang melahirkan ramalan ramalan seperti yang kita kenal sebagai Jangka Jayabaya tentang pulau Jawi/Jawa hingga pada tahun 2074, meski ada anggapan bahwa raja Jayabaya dan Aji Saka adalah orang yang sama namun ternyata setelah ditelusuri bahwa Aji Saka mengambil gelar sebagai Prabu Jaiya Baiya sewaktu ia dinobatkan menjadi raja jadi mereka bukanlah orang yang sama.
Aji Saka sendiri menurut cerita kuno lainya dikatakan bahwa ia adalah bawahan dari Prabu Jaiya Baiya yang merupakan keturunan dari Arjuna raja Astina, dan dititahkan untuk menyelidiki kepulauan nusantara pada tahun 78 sesudah masehi dan mendarat di pantai timur laut pulau Jawa yang waktu itu masih benama Nusa Kendang dan kemudian setelah berhasil menaklukan kerajaan Mendang yang dirajai oleh Dewara Cengkar dan mengusirnya namun Aji Saka dapat dikalahkan oleh Daniswara puetra Dewata Cengkar yang membuat Aji Saka kembali lagi ke Astina.
Setelah Prabu Jaiya Baiya mangkat (meninggal) pada 125 sesudah masehi maka Aji Saka sudah menjadi dewasa (berumur) dan turut serta orang orang Budha menuju pulau Jawa dan kemudian mengalahkan kerajaan Mendang dan memindahkan Mendang ke daerah Puwodadi (sekarang). dan memerintah sebagai raja kerajaan tersebut. Dikatakan juga seiring munculnya Aji Saka tersebut lahirlah babad tanah Jawa, perhitungan perhitungan tahun pada era 125 sesudah masehi, koloni orang orang Budha tersebut akhirnya menetap di pantai selatan pulau Jawa yaitu di Barung dan Tembini pada sekitar tahun 444 hingga terpisahnya Tembini dari Jawa.
Secara berurutan perpindahan orang orang menuju pulau Jawa yang menganut agama Budha yang akan menjadi leluhur Leluhur Orang Jawa adalah :
- 157 sesudah masehi pindah dan menetap di daerah yang sekarang bernama Jepara
- 163 sesudah masehi pindah dan menetap di daerah yangs ekarang bernama Tegal, Banyumas
- 174 sesudah masehi pindah dan menempati menempati pegunungan Tengger
- 193 sesudah masehi pindah dan menempati daerah yang bernama Kedu
- 216 sesudah masehi pindah dan menempati daerah Madiun (sekarang)
- 252 sesudah masehi pindah dan menempati daerah Yogyakarya (sekarang)
- 272 sesudah masehi pindah dan menempati daerah Kediri (sekarang)
- 295 sesudah masehi pindah dan menempati daerah Ngawi, Bojonegoro (sekarang)
- 312 sesudah masehi pindah dan menempati daerah Kudus (sekarang)
- 314 sesudah masehi pindah dan menempati daerah Mojokerto (sekarang)
- 424 sesudah masehi pindah dan menempati daerah Surakarta (sekarang)
Selanjutnya pada abad ke-5, 6, 7 penduduk dari India yang melakuakn gelombang perpindahan dengan berbagai macam latar belakang datang secara berurutan dengan jumlah yang tidak tentu lagi, seperti pada tahun 450 sesudah masehi dikatakan terjadi perpindahan yang mendarat dan menepati daerah disekitar sungai Cisadane dan Citarum Jawa barat. Dari situ nanti terbentuklah kerajaan dengan raja yang bernama Raja Purnawarman yang dikenal dengan keberanian dalam melawan, bertahan maupun menyerang kerajaan kerajaan tataran Sunda lainya.
babad tanah jawi wali songoleluhur orang jawa
Gelombang perpindahan penduduk kedelapan terjadi pada 634 sesudah masehi yang disebabkan oleh meninggalnya Prabu jaiya Baiya (meninggal pada 125 masehi)yang meninggalkan banyak pengikut dan keturunan, termasuk salah satunya Kusuma Citra yang mengubah nama Astina menjadi Gujarat atau Kujrat.
Kusuma Citra menjadi raja berikutnya dan diramalkan jauh jauh sebelumnya bahwa kerajaan Gujarat akan musnah dan oleh karena itulah lalu memiliki niat untuk memidnahkan kerajaan ke pulau Jawa, dari situ ia mengirimkan gelombang kesekian perpindahan penduduk yang beragama Budha dibawah kepemimpinan putranya yang bernama Awab menuju timur laut pulau Jawa. Dari perpindahan tersebut maka lahirlah sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh Awab dan kerajaan tersebut bernama Mendang (lengkapnya Mendang Kamulan), dan mulai menjadi raja Awab mempunyai gelar sebagai Brawijaya Sewala Cala.
Peralihan penduduk kesembilan terjadi pada 644 sesudah masehi sewaktu Hangling Dharma yang merupakan keturunan raja Astina dengan penduduk 3000 keluarga dan memeluk agama Brahma mendarat disebelah selatan pulau JAwa, tempat pendaratanya diberi nama Ngamerto yang nantinya berdirilah kerajaan Pengging/Milawa Pati.
Lalu kedatangan pertama kali orang dari Cina ke pulau Jawa oleh peziarah Shi Fa Hian pada 400 tahun sesudah masehi, Shi Fa Hian dalam perjalanan menuju Cina diserang badai dan secara taks negaja mendarat/terdampar di pulau Jawa dan mendiami pulau Jawa sekitar 5 bulan sebelum mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan kepulanganya menuju Cina dan ini juga akan menambah kisah panjang tentang leluhur orang Jawa nantinya.
Dalam tulisanya beliau yang menggambarkan keindahan dan kekayaan pulau Jawa yang ia sebut “Ja Va” menyebabkan Kasisar Cina mengirimkan orang orangnya untuk membuka hubungan dagang dengan penduduk Jawa, barulah pada 1021 masehi diadakan perpindahan penduduk dari Cina menuju pulau Jawa dan terutama tujuanya untuk berdagang. Sebuah pelat kuningan ditemukan disebuah daerah Jawa menceritakan bahwa pada 860 masehi perdagangan di Jawa sudah sangatlah ramai, dikatakan bahwa kaum Kling, Kana, Afrika?, Papua dan bangsa lain turut serta dalam ramainya perdagangan tersebut.
Lalu pada 800 masehi barulah datang orang orang Arab untuk melakukan perdagangan di pulau Jawa dan secara perlahan juga menyebarkan agama Islam yang diterima oleh masyarakat pulau Jawa, mereka yang sebelumnya memeluk Animisme diajari dan diajak untuk mengakui dan mengetahui bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah serta bukanlah Rijal al-Ghaib sebagaimana yang mereka kenal sebelumnya.
Dan seiring waktu penyebaran agama Islam dilakukan oleh para Wali yang popular dengan nama Wali Sanga dan tokoh tokoh lainya, dan dimulai sedari bagian timur kemudian menyebar ke tengah dan kemudian Jawa Barat. Penduduk Jawa yang memeluk agama Islam tidak semuanya secara total melepaskan kepercayaan animisme dan agama mereka terdahulu, ada juga yang terang terangan menolak dan memilih membuat koloni sendiri dalam daerah daerah khusus dari pedalaman hingga pelosok pelosok pulau Jawa hingga sekarang masih dapat ditemui dan masih aktif.
Sejarah leluhur orang Jawa setelahnya akan dimulai lagi dengan berdirinya kerajaan kerajaan baru di Jawa dan dengan lahirnya mitos mitos, legenda legenda yang masih ada catatan maupun tutur tinular hingga jaman sekarang. Meskipun sejarah Jawa masih menuai banyak kontroversi karena minimnya catatan sejarah penuhnya penyampaian cerita melalui mitos mitos dan legenda yang seakan akan jauh dari akal sehat namun itu semua adalah bagian dari sejarah yang patut dimengerti bahwa merekalah leluhur orang orang Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar