Pada dasarnya baterai terdiri dari dua macam element kering dan elemen basah. Yang dimaksud element kering disini adalah elektrolit yang menghantarkan muatan-muatan elektron, pada baterai yang sering kita pakai untuk menyalakan radio/walkman itulah yang disebut baterai elemen kering karena elektrolitnya adalah carbon aktif sedangkan accu yang sering digunakan pada sepeda motor atau sumber listrik berdaya rendah merupakan baterai elemen basah karena menggunakan cairan asam sulfat sebagai elektrolitnya. Lalu bagaimana dengan penjemuran baterai supaya bisa digunakan lagi? Inilah beberapa ”mitos” yang sering beredar di kalangan masyarakat tentang baterai
1. Menjemur baterai
Menjemur baterai sama dengan Mengisi ulang baterai, ini adalah salah satu anggapan yang kurang tepat karena baterai element kering tidak bisa diisi ulang dengan cara dijemur, mengapa? Baterai elemen kering adalah baterai yang menggunakan anoda(kutub negatif) dan katoda(kutub positif) dengan reaksi irreversible atau reaksi yang tidak bisa dibolak-balik jadi elektron yang mengalir dari anoda tidak bisa mengalir kepada katoda walau dengan pemanasan sekalipun justru jika dipanaskan lebih dari suhu operasinya akan meledak. Jadi berhati-hatilah dengan pemanasan baterai. Berbeda dengan model baterai yang rechargeable atau baterai yang bisa diisi ulang baterai model isi ulang tersebut bisa membalikkan aliran elektron dari katoda ke anoda karena saat diisi ulang kedua kutub yang saling berlawanan tersebut berganti peran dimana anoda menjadi katoda begitu juga sebaliknya. Pembagian baterai non isi ulang dengan isi ulang ini tergantung pada jenis material kutubnya dan elektrolit yang dipakai.
2. Mengisi ulang baterai saat baterai sudah kosong atau tidak bisa digunakan lagi akan memperpanjang masa pakai baterai, benarkah demikian?
Dalam kasus ini anda perlu melihat jenis baterainya, aplikasi baterai dalam handphone, laptop,notebook,atau aplikasi portable lainnya jenis baterai apakah yang anda gunakan? Jika anda menggunakan baterai jenis Nickel-Cadmium maka pengisian baterai pada saat indikator baterai sudah 0% atau empty memang disarankan, karena jenis baterai ini adalah full-charged yaitu baterai yang memiliki masa optimum bekerja apabila kapasitas terpakai baterai sudah penuh. Baterai Nickel jika diisi ulang pada saat indikatornya masih 50% atau kurang akan mengakibatkan pembentukan kristal cadmium dalam baterainya sehingga akan mengurangi usia pemakaian. Hal ini berbeda dengan baterai jenis Lithium-Carbon atau biasa disebut Lithium ion karena jenis baterai ini tidak perlu diisi ulang pada saat baterai sudah mengindikasikan 0% atau kosong. Dalam kondisi apapun baterai ini bisa diisi ulang sebabnya tumpukan carbon dalam baterai tidak akan terjadi pada saat pengisian ulang diatas indikasi 0%.
3. Menyimpan baterai cadangan namun tidak pernah digunakan
Adakalanya kita membeli baterai cadangan namun disimpan atau jarang dipakai dengan harapan suatu saat jika terpakai dayanya tetap penuh. Ini adalah anggapan keliru tentang baterai, terutama baterai isi ulang. Baterai isi ulang apapun jenisnya termasuk Lithium memiliki masa pakai, jadi begitu baterai ini keluar dari pabrik maka hitungan masa pakai baterai sudah dimulai. Pada umumnya baterai Lithium ion bisa dipakai dalam jangka waktu 2-3 tahun dengan daya tersimpan 150 watt per jam dalam satu kilo massa baterai. Namun masa degradasi baterai Lithium ion ini tetap berjalan walau anda tidak pernah menggunakannya, katakanlah selama satu tahun anda menyimpannya maka ketika anda menggunakannya kemampuan kerjanya tidak akan sama seperti anda membeli baru. Jadi jika anda membeli baterai cadangan maka pandai-pandailah mengatur penggunaan kedua baterai tersebut supaya tidak mubazir.
4. Mengisi ulang baterai pada saat handphone menyala akan mengurangi umur baterai atau membuat baterai cepat rusak, apakah saran ini benar?
Secara teknis pengisian baterai dengan menghidupkan alat2 elektronik tidak banyak berpengaruh baik itu pada kondisi menyala atau mati karena pada dasarnya proses pengisian ulang hanya mengembalikan elektron yang ada pada katoda pada saat penggunaan. Jadi elektron yang mengalir ke katoda pada saat digunakan akan dikirim kembali ke anoda pada saat pengisian ulang baterai sedangkan jika kita masih ingin menggunakan alat tersebut pada pengisian bisa saja namun akibatnya adalah masa pengisian menjadi bertambah panjang jika normalnya hanya sekitar 1-1,5 jam maka akan bertambah sekitar 2 jam. Yang perlu diperhatikan adalah menjaga suhu kondisi ruangan dan alat karena saat pengisian ulang ada komponen2 yang naik suhunya akibat perubahan energi listrik menjadi energi panas jadi jika baterai terlalu panas maka akan mengakibatkan ledakan.
5. Baterai bisa didaur ulang sehingga tidak akan mengganggu lingkungan
Pada dasarnya pendauran ulang baterai bukan berarti baterai tersebut bisa digunakan lagi karena baterai pada dasarnya tidak bisa didaur ulang 100% karena materialnya tidak bisa dipakai untuk baterai lagi. Lithium, Cadmium, Zinc(Seng), Mangan(Alkaline) yang sering digunakan dalam baterai umumnya dipisahkan dari material lainnya dalam baterai kemudian dilebur untuk dijadikan logam baru namun bukan untuk baterai karena sifat-sifat fisiknya sudah berubah. Oleh karena itu dalam setiap baterai selalu disyaratkan untuk membuang baterai dalam tempat terpisah supaya mudah didaur ulang atau menjaga keselamatan apabila baterai terkena api sehingga tidak meledak.
Oleh karena itu kita yang menggunakan perangkat elektronika dengan baterai hendaknya mulai bijaksana dengan baterai yang kita miliki mengingat secara teknis baterai adalah komponen yang vital namun tidak mudah untuk dirawat dan secara ekonomis baterai masih memegang peranan sebagai komponen termahal dan rumit proses produksinya. Gunakanlah secara bijaksana dan jika sudah tidak terpakai buanglah sesuai dengan petunjuk pembuangannya untuk mempermudah proses daur ulangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar