Praktek prostistusi saat ini bukan lagi dilakukan oleh lembaga atau organisasi tertentu. Seperti lokasisasi atau kompleks. Orang yang ingin melakukannya pun sudah gampang, baik itu yang menginginkan wanita atau wanitanya yang ingin. Anda (maaf yang suka jajan) tidak perlu lagi harus ke lokalisasi pelacuran bila sedang ingin. Bisa jadi di sekitar lingkungan anda sudah ada yang menjadi teman kencan anda. Dan salah satunya adalah Mahasiswi. Mereka bahkan terang-terangan melakukan itu, biasanya mereka disebut AYAM KAMPUS.
Ilustrasi - Mahasiswi Berprofesi SPG
Sadar atau tidak sadar, kehadiran mereka memang ada. Ntah itu di sebuah perguruan tinggi atau pun swasta. Setiap hari, mereka semakin bertambah banyak. Tidak tahu tujuan mereka melakukan hal tersebut. Tidak tahu juga apa penyebab mereka terjun menjadi Ayam Kampus. Yang menjadi pertanyaan apakah Mahasiswi yang Jadi Ayam Kampus merupakan sebuah Trend atau Kebutuhan Ekonomi?
Sebenarnya, istilah Ayam Kampus di kalangan mahasiswi sudah lama beredar. Bahkan sebelum saya lahir pun mungkin sudah ada dan sudah menjadi rahasia umum. Tapi tidak seheboh sekarang. Istilah ayam kampus muncul kembali setelah kasus yang menimpa sodariMaharani Suciyono beberapa waktu yang lalu. Dia menjadi teman kencan dari Asisten Presiden PKS "Luthfi Hasan Ishaaq" yang bernama "Ahmad Fathana" di Kamar Hotel Le Meridien Selasa, 29 Januari 2013 lalu. Dimana mereka tertangkap tangan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Maharani adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan swasta di Ibukota Jakarta. Kabar yang beredar dia dibayar seharga 10 Juta rupiah per malamnya. Jumlah uang yang sangat banyak untuk seorang mahasiswi atau ayam kampus.
Itu masih satu contoh, bagaimana dengan Maharani Maharani lain yang berprofesi sebagai ayam kampus? Apa motifnya? Sebagai trend kah atau untuk memenuhi kebutuhan hidup?
Mari kita simak sebuah tulisan di bawah ini seperti yang dilansir oleh Vemale.com. Ini hanya sebagai referensi saja.
Kerja 'Tambahan' Untuk Memenuhi Gaya Hidup
Kasus yang menimpa Maharany Suciyono setelah mendapat uang perkenalan sebanyak Rp 10 juta dari orang yang diduga suruhan Luthfi Hasan Ishaaq, membuat masyarakat curiga dan bertanya-tanya. Kejadian tersebut sangat ganjil, tidak heran jika banyak orang menduga bahwa Maharany memiliki kemungkinan besar berprofesi tambahan.
Sosiolog Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar mengatakan, ada beberapa hal yang membuat seseorang wanita memilih bekerja sebagai ayam kampus. Antara lain untuk memenuhi kebutuhan akan gaya hidupnya.
"Dalam kasus saudari M, saya bisa mengategorikannya ke dalam corruption by need. Dia memerlukan biaya untuk mengikuti gaya hidupnya," kata Musni Umar kepada Merdeka.com, Minggu (3/2).
Ada juga faktor corruption greed, yaitu dilakukan oleh mahasiswi yang sebenarnya tidak punya masalah keuangan. Jika mahasiswi berasal dari keluarga mampu, bisa menempuh pendidikan di bangku perguruan tinggi bermutu, dapat uang saku, tetapi masih memilih sebagai ayam kampus, maka faktor ingin hidup mewah bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Perlunya Kepedulian Orang Tua
Musni Umar menambahkan, perlu adanya perhatian orang tua pada perubahan yang terjadi pada anaknya. Hal tersebut perlu dilakukan agar sang anak tidak semakin jatuh dalam kehidupan prostitusi. Perhatikan apakah anak tiba-tiba memiliki barang mewah atau peralatan elektronik mahal. Tanyakan baik-baik agar anak tidak merasa dimata-matai.
Fenomena makin banyaknya ayam kampus tidak bisa ditanggung sendiri oleh sang mahasiswi atau remaja.
"Lingkungan tidak boleh tidak peduli dengan permasalahan ini. Lingkungannya seperti orang tua, teman, tempatnya kuliah harus mengontrol dalam memilih pergaulan, memberi informasi agar jangan terjerembab dalam perbuatan yang tercela," tutupnya.
Menyedihkan memang, di saat seorang gadis muda harus menempuh pendidikan dan meraih cita-cita, mereka justru terjerumus dalam dunia prostitusi.
Bagaimana menurut anda tentang di atas tentang "Mahasiswi Jadi Ayam Kampus : Trend atau Kebutuhan". Silahkan berkomentar yah.
Referensi : Vemale.com - Merdeka.com - Foto : Enkiwockeez Wordpress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar