Menyakitkan memang mengetahui suami/istri yang sangat kita cintai berselingkuh dengan wanita/pria lain. Maraknya perselingkuhan dan perceraian membuat kita selalu was-was terhadap pasangan. Ketakutan akan diduakan oleh pasangan membuat kita bertanya-tanya, mengapa suami/istri menyelingkuhi pasangannya?
Mengapa Pasangan Berselingkuh?
Alasan mengapa pasangan berselingkuh dalam kehidupan rumah tangga tentu bermacam-macam. Tak peduli sang suami/istri memiliki pasangan yang diidam-idamkan banyak orang atau memang karena pasangannya kurang ‘memuaskan’ di matanya, beberapa orang tetap tergerak untuk menduakan pasangannya. Berikut beberapa alasan yang umum menjadi penyebab utama perselingkuhan:
Ketidakpuasan
Salah satu alasan utama mengapa pasangan berselingkuh yaitu karena mereka tidak puas. Tidak puas untuk apa? Untuk apapun! Bisa jadi mereka tidak puas karena pasangan terlalu sibuk sehingga mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Ketidakpuasan di sini bisa juga dalam hal finansial. Tidak puas akan penghasilan suami atau tidak puas dalam hal pengaturan masalah keuangan, misalnya karena sang istri kurang pandai mengatur keuangan lantas si suami berselingkuh.
Dengan kata lain, mereka tidak bahagia sehingga hal sepele pun bisa menjadi penyebab perselingkuhan. Karena itulah, pasangan yang selingkuh tergoda untuk mencari hal baru, seseorang yang membuatnya merasa jauh lebih bahagia, mencari seseorang yang lebih bisa memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
Masalah ‘ranjang’
Kurangnya hubungan intim dengan pasangan bisa menyebabkan tergerusnya keharmonisan di antara pasangan tersebut. Mungkin sang istri terlalu sibuk menemani anak-anak tidur sehingga ia tidak memiliki waktu “berdua” dengan suami. Atau bisa juga sang suami sudah keburu lelah ketika tiba di rumah dan langsung mandi lantas pergi tidur. Ia melupakan istrinya yang sudah menggebu-gebu. Karena itulah, beberapa orang lantas mencari ke luar untuk memenuhi kebutuhan biologis (dan juga psikologisnya).
Alasan lain yang masih berhubungan dengan ranjang yaitu karena si pasangan tidak mau diajak berkolaborasi mencoba “posisi” baru. Sepele memang, namun ternyata ada beberapa orang yang cepat bosan melakukan “hubungan” yang posisinya itu-itu saja, sementara pasangannya segan untuk mencoba gaya akrobatik atau gaya baru lainnya. Untuk itulah ia ‘mencari’ orang lain yang bisa dan mampu memenuhi kepuasannya itu.
Dia tidak menarik lagi
Alasan seperti ini merupakan alasan umum yang sering dilontarkan orang ketika ia mengakui perselingkuhannya. Istriku tidak cantik lagi seperti ketika kita baru menikah. Badannya sudah lebih gemuk. Perut suamiku sudah melebar ke mana-mana. Kepalanya sudah mulai botak. Karena dipandang tidak menarik lagi, maka mereka mencari seseorang yang jauh lebih menarik dari pasangannya.
Kurangnya komunikasi
Dalam sebuah hubungan, kelancaran komunikasi adalah sangat penting. Segala hal kecil bisa jadi salah paham dan runyam bila komunikasi tidak lancar. Karena alasan kesibukan, tak sedikit pasangan yang jarang atau bahkan tidak pernah menghabiskan waktu bersama untuk sekedar ngobrol, sharing tentang kegiatan dan aktivitas sehari-hari. Saking sibuknya, untuk sekedar saling berkirim pesan SMS atau telepon saja tidak sempat.
Tak hanya komunikasi secara verbal yang dibutuhkan. Pasangan suami istri juga membutuhkan komunikasi secara fisik. Misalnya banyak menghabiskan waktu bersama, atau hal-hal kecil seperti sentuhan-sentuhan sayang, pelukan hangat juga dibutuhkan. Sang istri ingin melewatkan malam dengan menonton film bersama, semantara si suami tak bisa melepaskan pandangan dari laptopnya. Tentu sang istri bisa jengkel tergantikan oleh sebuah laptop.
Lebih buruk lagi, bila salah satu pasangan merasa bahwa ia tidak memiliki komunikasi yang baik dengan pasangannya namun di lain pihak teman atau orang yang sering ditemuinya setiap hari di kantor justru seolah-olah bisa menjadi sahabat terbaik yang bisa mendengarkan dan menjadi tempat baginya untuk menceritakan banyak hal. Bila dibiarkan, hubungan yang seperti ini tentunya tidak sehat dan berpeluang sangat besar mengarah pada hal-hal buruk seperti perselingkuhan.
Di sinilah letak kesalahan terbesar yang sering dibuat orang. Menjadikan orang luar sebagai sahabat yang sangat bisa dipercaya. Namun menjadikan pasangan sendiri selayaknya orang asing yang jarang untuk diajak berbagi cerita, berinteraksi, dan berbagi aktivitas bersama. Banyak penelitian menyebutkan bahwa salah satu kunci awetnya sebuah hubungan pernikahan adalah apabila pasangan suami istri tidak hanya menempatkan pasangannya sebagai kekasih saja, melainkan juga menempatkan suami atau istrinya juga sebagai sahabat. Dengan komunikasi yang baik dan lancar sebenarnya masalah apapun yang muncul dalam kehidupan rumah tangga bisa dibicarakan baik-baik dan dicari titik temu atau jalan keluar yang terbaik.
Balas dendam
Mengetahui sang istri selingkuh dengan rekan kerjanya, si suami tergerak hatinya untuk membalas sakit hatinya. Caranya? Dengan melakukan hal yang sama, tentunya. Maka, sang suami pun tak segan-segan berselingkuh dengan wanita lain hanya karena ia ingin membalas dendam atas perselingkuhan istrinya.
Kesempatan itu ada
Awalnya pasangan tak berpikir sedikit pun untuk berselingkuh. Namun, di suatu perayaan ulang tahun perusahaan, ia terjerat dansa heboh dengan seorang rekan kerja wanita. Tanpa sadar, terjadilah perselingkuhan sesaat yang ia sendiri pun sebelumnya tak menduga hal itu bisa terjadi. Atau misalnya karena adanya kesempatan selalu berdua dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama rekan sekerja di kantor ketimbang bersama pasangan sendiri. Bisa saja kesempatan tersebut mengarah pada hal-hal negatif seperti perselingkuhan.
Namun, jika pasangan suami istri memiliki komitmen kuat untuk menjaga keutuhan dan kesucian tali pernikahan mereka, perselingkuhan sebenarnya tidak akan terjadi meskipun kesempatan itu ada. Di sinilah pentingnya memupuk terus hubungan yang sudah ada sebagai pasangan suami istri. Penting pula memupuk iman dan mengingat bahwa penikahan bukanlah sebatas komitmen untuk hidup bersama namun juga merupakan janji sakral yang diucapkan dengan membawa nama Tuhan. Hal ini penting untuk disadari agar seperti apapun godaan yang ada di luar, suami atau istri akan selalu ingat pada pasangannya dan Tuhan tentunya, sebelum melakukan hal bodoh sesaat yang bisa menghancurkan segalanya.
Kurang perhatian dan penghargaan dari pasangan
Bayangkan jika sang suami selalu melengos pergi ketika si istri sudah mulai membahas masalah pribadinya. Tentu si istri merasa tidak diperhatikan, sementara yang ia butuhkan hanyalah seorang pendengar yang baik. Dan ketika ia menemukan figur pendengar yang baik dalam diri pria lain, maka terjadilah perselingkuhan itu. Di lain pihak, si istri selalu ngomel karena jatah bulanan selalu kurang. Alih-alih berterima kasih karena suami telah bekerja keras, ia malah menuntut suami untuk mendapatkan gaji yang lebih besar. Tentu sang suami bisa jengah dikritik dan dipojokkan seperti itu. Maka, ia pun mulai mencari ‘ketenangan’ di sisi wanita lain.
Tak cinta lagi pada pasangan
Alasan sederhana mengapa pasangan berselingkuh yaitu karena mereka tidak lagi mencintai pasangannya. Penyebab mengapa cinta itu luntur begitu saja tentu bermacam-macam. Bisa jadi mereka bosan dan ingin mencari pengalaman baru. Atau sang suami/istri sudah tidak lagi memperlakukannya seromantis waktu masih berstatus pengantin baru. Biasanya yang membuat cinta itu luntur adalah karena tidak adanya kesepakatan dari kedua belah pihak untuk bersama-sama memupuk cinta yang ada. Saat awal menjalin hubungan cinta itu tumbuh. Setelah menikah, cinta itu ada namun dibiarkan begitu saja sampai akhirnya layu dan mungkin saja mati. Menyadari hal ini, pasangan suami istri bukannya mencari solusi untuk menghangatkan atau menumbuhkan kembali cinta diantara mereka, melainkan mencari cinta baru yang belum tentu nantinya akan lebih baik dari cinta yang sudah ada sekarang. Sungguh disayangkan.
Diperbolehkan
Beberapa pria menganggap wanita terlalu mudah memaafkan pasangannya yang berselingkuh. Mungkin karena wanita takut ‘sendirian’ dan tak ingin ditinggal pasangannya. Maka, ada tipe istri yang secara tak langsung memperbolehkan suaminya berselingkuh. Mereka berpikir bahwa lebih baik sang suami berselingkuh daripada menceraikannya.
Tidak bahagia
Memiliki suami/istri yang sempurna, dengan pekerjaan mapan, rumah mewah, anak-anak yang pandai, bukan berarti tidak ada kesempatan untuk berselingkuh. Alasannya sederhana: mereka tidak bahagia. Segalanya tampak sempurna, namun ada sesuatu yang membuatnya tidak menikmati hidup. Ada hal yang terasa kurang baginya dan ia mendapatkannya dari orang lain. Kebahagiaan merupakan faktor utama yang menjamin hubungan harmonis antar pasangan. Bila kebahagiaan itu sirna, pupus pula hubungannya bersama pasangan. Bila hal ini yang terjadi, tentu masalahnya ada pada diri orang itu sendiri. Mengapa harus “setuju” dengan perasaan tidak bahagia tersebut sementara segala hal sudah didapatkan. Mengapa merasa tidak bahagia dan masih kurang puas dengan apa yang sudah dimiliki. Sadarilah, segala sesuatu yang tampaknya lebih indah dan lebih membahagiakan di luar biasanya bersifat semu. Belum tentu hal yang tampak indah atau lebih membahagiakan itu juga bisa membuat Anda merasa bahagia seutuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar