Dalam kehidupan satwa dan fauna, bahwa ada hewan ataupun tumbuhan parasit yang menghisap dan membiarkan inangnya hidup. Lalu ada pula parasit yang mengendalikan kehidupan dan menginginkan inangnya mati, nah ada juga parasit yang mengendalikan kehidupan inangnya. Mulai dari perilaku hingga perubahan fisik yang dialami oleh inangnya, parasit tersebut berperan penting. Berikut 5 parasit yang mengendalikan kehidupan inangnya:
1. Spinochordodes tellinii – Bunuh Diri
Merupakan cacing parasit yang hidup di dalam tubuh belalang dan jangkrik. Ketika masih dewasa cacit parasit ini hidup di dalam perairan untuk kemudian beroproduksi. Dan secara tidak sengaja larva mikroskopis mereka akan terhisap oleh belalang ataupun jangkrik yang meminum air tersebut. Cacing rambut kemudian akan tumbuh dewasa di dalam tubuh inang tersebut.
Dan ketika dewasa mereka akan mengendalikan perilaku belalang ataupun jangkrik yang menjadi inangnya. Cacing rambut tersebut akan menyabotase syaraf inang, dan memerintahkan inangnya untuk melompat ke dalam air dan mati tenggelam. Kemudian larva dewasa itu akan keluar dari tubuh inang dan kembali bereproduksi di dalam air.
2. Toxoplasma gondii – Tikus Mendatangi Kucing
Seperti yang kita tahu dua karakter kartun lucu yang selalu berseteru, Tom & Jerry dong? Dan meskipun sepertinya kucing dan tikus memang tidak akan pernah akur dalam hal apapun. Bahkan tikus tidak saja menghindari kehadiran kucing, saja melainkan urinnya pun mereka sangat hindari.
Pada faktanya tikus mengetahui bau urin kucing yang terinfeksi parasit Toxoplasma gondii. Namun, jika tikus telah terinfeksi parasit Toxoplasma gondii, maka ia tidak akan mengenal takut lagi terkena urin kucing yang mengandung toxoplasma. Bahkan ia akan menganggap bau urin tersebut sebagai dorongan s3ksual. Bahkan parasit toxoplasma akan mengantarkan tikus kepada kucing yang terinfeksi, sehingga kehidupan mereka tetap berjalan. Dengan kata lain toxoplasma di dalam tubuh tikus akan menyatu bersama toxo lainnya di dalam tubuh kucing.
3. Dicrocoelium dendriticum – Merubah Perilaku Semut
Parasit ini memiliki alur hidup yang panjang dan kompleks, ketika dewasa ia hidup di dalam hati sapi. Kemudian setelah bereproduksi mereka akan menyimpan telur di dalam kotoran sapi. Dan kehidupan baru mereka akan diawali ketika kotoran tersebut dikonsumsi oleh keong ataupun siput. Di dalam tubuh keong telur tersebut kemudian berkembang secara as3ksual, hingga menimbulkan benjolan di atas permukan tubuh keong.
Secara otomatis tubuh keong berusaha mengeluarkan ketidaknormalan tersebut, salah satunya dengan batuk atau bersin. Benjolan yang sebenarnya telur tersebut dikeluarkan keong dengan cara batuk atau bersin, sehingga terlihat seperti keong yang menyemburkan serbuk ke udara.
Kemudian secara tak sengaja, serbuk telur tersebut menempel pada tubuh semut-semut yang ada di sekitar lingkungan keong. Parasit itu kemudian menempati kepala dan mengendalikan perilaku semut, bahkan meminta semut untuk berdiam diri di atas ujung rerumputan menanti untuk dilahap oleh sapi.
4. Myrmeconema neotropicum – Merubah Semut Menjadi Buah Berry
Ketika parasit nematoda Myrmeconema neotropicum masuk ke dalam tubuh semut Cephalotes atratus, ia akan meubah tubuh inangnya tersebut menjadi seperti buah berry. Padahal biasanya semut Amerika Selatan yang satu ini dikenal memiliki warna hitam, dan hidup atas kanopi hutan tropis.
Hutan tropis Amerika Selatan memang dikenal sebagai tempat tumbuh suburnya pohon buah berry, dan semut Cephalotes atratus adalah salah satu pelahap setianya. Untuk itulah parasit Myrmeconema neotropicum menyerupai dirinya sebagai buah berry di dalam tubuh, agar semut tersebut dikelilingi oleh kawanannya dan menarik perhatian burung untuk memakannya.
5. Hymenoepimecis argyraphaga – Dibuatkan Jaring
Merupakan tawon parasit asal Kosta Rika yang melakukan teror terhadap laba-laba Plesiometa argyra. Terornya diawali setelah tawon betina Hymenoepimecis akan mengeluarkan telurnya, ketika itulah ia akan mencari laba-laba untuk dilumpuhkan. Setelah itu tawon betina akanmenyuntikan telurnya kedalam perut laba-laba tersebut. Ketika telur menetas, maka larva hymenoepimecis akan makan dari apapun yang dilahap oleh laba-laba Plesiometa.
Bahkan ketika larva menggerogoti makanan dalam tubuhnya, laba-laba tidak merasakan ada yang salah di dalam tubuhnya. Hingga beberapa minggu kemudian, larva tersebut akan menyuntikan cairan kimia ke dalam organ tubuh inang, dan memerintahkan laba-laba tersebut untuk membuat jaring yang tidak pernah dibuat sebelumnya. Setelah jaring selesai dibuat, maka laba-laba tersebut pun mati karena kekeringan akibat dihisap larva parasit. Larva yang keluar dari tubuh kemudian berubah menjadi kepompong dan bergelantungan menempel di jaring yang dibuatkan oleh inangnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar