Pendidikan Seks Anak dan Peranan Orang tua - Loverlem blog

Post Top Ad

loading...

27 Juli 2013

Pendidikan Seks Anak dan Peranan Orang tua

Pendidikan Seks Anak dan Peranan Orang tua

Bagaimanakah peran orang tua dalampendidikan seks anak usia dini? apakah yang bisa dilakukan orang tua agar remaja tidak sungkan untuk bertanya dan berdiskusitentang seks? Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan agar anak Anda tidak sungkan untuk bertanya seputar seks.

Hal per tama yang harus Anda lakukan adalahmengubah cara berpikir Anda. Sebagian orang berpikir bahwa seks adalah hubungan seksual antara wanita dan pria. Ubahlah pola pikir tersebut. Seks bukan hanya sekedar hubungan seksual, melainkan perkembangan manusia, termasuk di dalamnya anatomi dan fisiologi organ tubuh, hubungan antar manusia (keluarga, pacar, teman, dan pernikahan), kemampuan individu (di dalamnya termasuk komunikasi dan pengambilan suatu keputusan), kesehatan seksual (termasuk pencegahan penyakit menular, HIV/AIDS, kontrasepsi, aborsi, dan kekerasan seksual), serta budaya yang berkembang dalam masyarakat yang meliputi gender dan agama.

Ajarkan tentang pendidikan seks sejak dini. Hal ini sama saja ketika ibu mengajarkan panca indera kepada anak, cobalah untuk mengajarkan organ-organ lain kepada anak seperti penis, vagina, vulva, dan lainnya. Janganlah menganggap hal tersebut tabu. Sebagian orang memang menganggap hal tersebut jorok atau tidak baik untuk dibicarakan, namun untuk memberikan persepsi yang positif kepada anak tentang bagian tubuh. Sebagian ibu mungkin mengajari anak mereka dengan menggunakan istilah yang tidak tepat seperti “nenen” untuk mengganti payudara. Tapi tahukah Anda jika persepsi tentang bagian tubuh yang keliru akan memberikan dampak negatif bagi anak di masa yang akan datang? Maka dari itu, cobalah untuk mengajari anak tentang organ-organ tubuh dengan benar.

Gunakanlah “Golden Moments”, misalnya saat ibu sedang melakukan aktifitas berdua seperti memasak atau membereskan tempat tidur, sedang menonton TV yang memberitakan tentang perkosaan, dan lainnya.

Dengarkan apa yang anak Anda bicarakan dengan sungguh-sungguh, karena sesungguhnya mereka merasa sudah cukup jika Anda mau mendengarkan dengan baik. Pahamilah pikiran dan perasaan mereka. Dengan cara itu, mereka akan merasa diterima sehingga sedikit demi sedikit mereka akan membuka diri, percaya pada Anda dan mereka akan mudah untuk diajak kerja sama.

Jangan suka berceramah, karena anak paling tidak suka diceramahi. Biasanya, ketika orang menceramahi dia akan menempatkan dirinya lebih tinggi dari yang diceramahi. Bukan dengan cara ini Anda bisa berkomunikasi dengan mereka. Cobalah gunakan pendekatan yang halus. Karena dengan cara itu mereka akan bisa diajak berkomunikasi.

Gunakanlah bahasa yang tepat. Ketika Anda berbicara dengan anak Anda, gunakanlah bahasa yang sesuai dengan usianya. Jika anak Anda mulai memasuki usia remaja, gunakanlah bahasa gaul agar mereka tidak sungkan untuk berbicara dengan Anda.

Gunakanlah pendekatan agama kepada anak Anda. Sejauh apapun kita melangkah, nilai-nilai agama tidak akan pernah terlepas dalam hidup kita. Begitu juga ketika kita mendidik anak kita, ajaran agama tetap harus di nomor satukan. Karena nilai agama tidak akan pernah berubah sampai kapanpun. Selain itu, anak-anak juga harus mempraktekkan ajaran agama sejak dini dalam kehidupan sehari-hari.

Mulailah saat ini juga. Dalam segala hal, tahap memulai merupakan hal yang paling sulit. Namuun jika Anda tidak memulai dari sekarang, kapankah Anda bisa mendapatkan hasil yang Anda inginkan? Setelah membaca artikel ini, susunlah strategi untuk memulai komunikasi yang berbeda dari biasanya. Awalnya memang masih canggung, tapi jika sudah terbiasa maka akan sangat menyenangkan.

Satu hal yang harus Anda ingat, “anak adalah orang tua di masa yang akan datang”, maka dari itu Anda sebagai orang tua harus mempersiapkan anak Anda agar menjadi generasi yang siap menghadapi masa depan dengan segala rintangannya. Percayalah bahwa Anda adalah orang yang tepat dalam hal ini. Dengan memberikan kepercayaan kepada diri sendiri, maka Anda juga telah memberikan keperrcayaan kepada anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

loading...