China Sebut Perempuan Muda Lajang: "Wanita Sisa - Loverlem blog

Post Top Ad

loading...

25 Februari 2013

China Sebut Perempuan Muda Lajang: "Wanita Sisa

Seorang perempuan di Beijing, China


Pemerintah China sedang menuai kemarahan dari jutaan penduduk perempuannya yang belum menikah. Betapa tidak? Pemerintah Negeri Tirai Bambu melabeli penduduk perempuan lajang usia 27-30 tahun dengan istilah tak sedap: "wanita tak laku" atau bahkan "wanita sisa". 

Pemerintah Komunis memerintahkan Federasi Perempuan China untuk mulai menggunakan istilah dengan nada menghina tersebut dalam artikel-artikel penerbitan mereka, seiring meningkatnya jumlah kaum hawa terdidik dan profesional di perkotaan.

Dalam sebuah artikel berjudul "Wanita Sisa Tak Berhak Mendapat Simpati Kami" tertulis: "Gadis cantik tak membutuhkan pendidikan tinggi untuk menikah dengan pria kaya dan berkuasa. Tapi gadis dengan penampilan rata-rata atau jelek akan sulit memperolehnya."

Negeri komunis ini mengalami perubahan besar dalam demografinya setelah makin banyak penduduk wanita yang menghindari tradisi menikah dan berkeluarga di usia muda. Aborsi selektif pun jamak terjadi akibat kebijakan satu anak yang ketat diterapkan di negara berpenduduk 1,3 miliar tersebut. Kombinasi tradisi dan kebijakan ini membuat banyak keluarga memilih memiliki anak laki-laki daripada perempuan, dengan perbandingan 118 anak laki-laki untuk setiap 100 anak perempuan.

Pemerintah China kini khawatir pertumbuhan penduduk pria yang sangat pesat dibanding wanita akan memicu masalah sosial di masa datang. Berdasar survei, ada jumlah pria berusia di bawah 30 tahun ada 20 juta lebih banyak dibandingkan wanita di kategori usia yang sama. Dan satu dari lima perempuan berusia 25-29 tahun belum menikah.

Sebagaimana dilansir BBC, seorang akademisi AS yang sedang belajar di Universitas Tsinghua di Beijing di China, Leta Hong-Fincher, mengatakan, "Sejak 2007, media pemerintah secara agresif menyebarkan istilah itu dalam survei, laporan berita dan kolom, disertai kartun dan gambar, untuk menciptakan stigma terhadap perempuan berpendidikan yang berusia di atas 27-30 tahun dan masih lajang. "

Meski jumlah pria berusia 30-an yang belum menikah juga tinggi, pria China lebih cenderung menikahi perempuan yang lebih muda dari segi usia dan tingkat pendidikan.

"Ada pendapat pria kelas A akan menikahi perempuan kelas B. Pria kelas B akan mencari jodoh wanita kelas C, dan pria kelas C akan mencari pendamping wanita kelas D. Mereka lupa ada wanita kelas A dan pria kelas D," ujar Huang Yuanyuan, gadis lajang 29 tahun yang bekerja di sebuah radio di Beijing.

Kendati Federasi Wanita China baru-baru ini telah mengganti istilah menghina itu dengan yang lebih halus, "wanita tua lajang", penggunaan istilah tersebut telanjur keburu menyebar ke seantero negeri. Waduh! (kd)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

loading...