Mereka berhasil menemukan harta terpendam di dasar laut. Harta berupa 500 ribu koin perak dan emas serta sejumlah benda berharga lainnya total seberat 17 ton. Inilah hasil perburuan harta karun dasar laut terbesar dalam sejarah!
The Black Swan Project adalah penamaan untuk ekspedisi penggalian
harta karun di laut dalam yang dilakukan Odyssey Marine Exploration.
Sebuah perusahaan spesialis berbasis di Tampa, Florida. Didirikan John
Morris dan Greg Stemm tiga belas tahun lalu.
Mereka melakukan operasi penggalian harta karun itu di perairan
internasional kawasan Samudra Atlantik Utara, tanpa merinci detail
lokasi dan nama kapal yang ditemukan.
Publikasi pertama pihak Odyssey menyebutkan total temuan mereka
ditaksir bernilai sedikitnya 500 juta dolar AS (kira-kira Rp 4,6
triliun). Sebagian besar terdiri dari koin-koin perak langka yang masih
baik kondisinya. Keseluruhan harta karun tersebut diangkut dari dasar
laut dengan menggunakan “robot selam” (ROV) berteknologi canggih dan
kapal ekspedisi yang spektakuler milik Odyssey Marine Exploration.
Namun Black Swan Project kemudian dipertanyakan pihak Spanyol yang
mengklaim kemungkinan wilayah kerja Odyssey Marine Exploration tersebut
masih berada dalam teritorial laut Spanyol.
Klaim Spanyol mungkin ada benarnya, karena berdasarkan data pada 18
Mei 2007, harta bernilai tinggi itu dipindahkan dari Selat Giblartar
menuju alamat yang tidak diketahui di Florida, AS.
Kerahasiaan lokasi yang ditetapkan Odyssey berdasar pertimbangan agar
mereka bisa bekerja dengan leluasa selain pertimbangan faktor keamanan
dari perompak dan bajak laut, atau kaum opurtunis pemburu harta karun,
serta gangguan lain selama ekspedisi berlangsung.
Berdasarkan keterangan yang diberikan Odyssey, penggalian harta karun
itu dilakukan di laut dalam perairan internasional. Dari sebuah lokasi
kapal karam dari era kolonialisasi (sekitar abad 16-18) tanpa merinci
negara asal kapal dan namanya.
Spekulasi
Sementara, di samping adanya klaim dari pihak Spanyol, mereka saat
ini sedang menunggu status dan kepastian hukum keabsahan penggalian
harta karun bersandi Black Swan Project. Sementara berdasarkan surat
izin pencarian kapal karam yang dikeluarkan pemerintah federal AS,
kemungkinan sama dengan surat yang menyebutkan perizinan dan keabsahan
operasi mereka di kawasan perairan barat daya Inggris sekitar 5 mil laut
dari lepas pantai.
Lalu ada sumber lain menyebutkan ekspedisi Black Swan Project
dilakukan tak jauh dari mulut Selat Inggris, sekitar 64 km dari daratan
Inggris, di gugus kepulauan Cornwall di lepas pantai barat daya daratan
Inggris Raya.
Kedua sumber tersebut mengacu pada satu spekulasi bahwa kemungkinan
mereka melakukan penggalian di bangkai kapal dagang Kerajaan Inggris
“Merchant Royal” yang tenggelam pada 23 September 1641 dalam pelayaran
kembali ke London.
Merchant Royal adalah kapal dagang berkapasitas penuh yang kemudian
karam saat cuaca buruk. Kapal tersebut mengalami kebocoran dan
ditinggalkan awaknya setelah segala upaya penyelamatan kapal gagal
dilakukan. Dari para awak yang selamat dalam laporan bertahun 1641,
disebutkan kargo kapal itu termasuk 300.000 koin perak Poundsterling,
100.000 keping emas poundsterling dan sejumlah besar perhiasan.
Lokasi kapal dagang Inggris tersebut disebutkan di dekat Pulau Scilly, sekitar 35 atau 40 mil dari daratan Lands End.
Mengenai hal ini, sejumlah sonar kapal pemburu harta memang menangkap
citra menyerupai reruntuhan kapal di sekitar Pulau Scilly di kedalaman
100 meter. Pada 2005, Greg Stemm bersama pakar kapal karam Inggris
Richard Larn, di bawah bendera Odyssey, melakukan penelitian dan
pencarian intensif terhadap jejak Merchant Royal. Pada 2005 – 2006 kapal
Odyssey memang beroperasi di sekitar wilayah yang diduga menjadi lokasi
tenggelamnya kapal dagang tersebut.
Jika temuan dalam Balck Swan Project adalah harta dari Merchant
Royal, maka pihak Spanyol dan Inggris memang berhak mengajukan klaim
bagi hasil terhadap temuan harta karun tersebut.
Sebab hukum “harta karun” di perairan internasional menyebutkan
sebanyaknya hanya 90% harta karun yang diperoleh yang boleh dimiliki
penemunya, sisanya harus diberi pada otoritas negara yang berkaitan
dengan asal muasal harta karun tersebut.*
Kontroversi Harta Karun “Black Swan”
“Kami telah menemukan harta karun terbesar dalam sejarah perburuan
harta karun!” Begitu sumber di Odyssey Marine Exploration berkomentar
tentang temuan 500.000 koin dalam Black Swan Project yang masih
dirahasiakan.
Sejak penemuan tersebut diumumkan pada Mei 2007, sejumlah media massa
internasional merilis tulisan yang pada akhirnya memunculkan
kontroversi! Akan masuk ke dalam kas mana harta karun tersebut, apakah
Odyssey Marine Exploration sendiri, atau berbagai dengan badan warisan
budaya internasional, atau negara asal harta dan kapal yang ditemukan?
Semua masih tanda tanya besar.
Pihak penerbit, produser film dan dokumenter, tertarik untuk
mengcover penemuan harta karun terbesar dalam sejarah tersebut. Kisah
perburuan dan ekspedisi harta karun tersebut rencananya akan ditulis
menjadi buku dan difilmkan.
Sementara, Pemerintah Spanyol secara resmi pada bulan yang sama,
telah melakukan penyelidikan intensif di lokasi yang diduga tempat
beroperasinya Black Swan Project! Apakah memang benar berada di perairan
internasional atau tidak.
Jika ternyata berada di wilayah perairan Spanyol, maka ekspedisi
Odyssey yang memindahkan artefak harta berusia ratusan tahun itu
dianggap sebagai sebuah pelanggaran hukum.
Pada 12 Juli 2007, patroli penjaga Pantai Spanyol menyita perangkat
kapal riset Odyssey Marine Exploration saat berada sekitar 3,5 mil laut
dari lepas pantai Eropa.
Penjaga Pantai Spanyol memang memiliki otoritas sebagai petugas
pengawas perbatasan Uni Eropa di wilayah tersebut. Hak yang diberikan
berdasarkan aturan EU Schengen Agreement.
Kapal peneliti itu diperintahkan untuk berlayar ke pelabuhan Spanyol
di Algeciras untuk menjalani prosedur pemeriksaan atas perintah
pengadilan dan hukum.
Otoritas Spanyol yakin betul bahwa temuan harta karun yang diangkut
kapal tersebut berada dalam jangkauan hukum Spanyol, namun memang perlu
penyelidikan.
Teritorial dan Hukum
Sebelumnya, pihak Odyssey Marine Exploration juga sudah pernah
bermasalah dengan pemerintah Spanyol pada ekspedisi penggalian harta
karun dari kapal karam di dasar laut, yang diduga sebagai HMS SUSSEX.
Pada Maret 2007, otoritas Spanyol di Junta Andalusia mengizinkan
penggalian harta karun dilanjutkan dengan syarat harus mengikutsertakan
arkeolog Spanyol, untuk mengawasi dan meneliti dengan pasti, apakah
harta karun yang mereka gali memang berasal dari kapal karam HMS Sussex
dan bukan salah satu armada galleon Spanyol yang tenggelam di perairan
yang sama.
Pada aktivitas ekspedisi tahun-tahun sebelumnya, Odyssey Marine
Exploration juga opernah menuai kontroversi dan kritikan pedas oleh
organisasi dan lembaga seperti Dewan Arkeologi Inggris, Institut
Arkeolog Lapangan atas “pembajakan” bangkai kapal karam mendahului
penelitian arkeologi.
Persoalan harta karun memang senantiasa mengundang debat dan
kontroversi. Nilai harta yang menggiurkan memang menuntut kepastian
hukum, apakah harta karun itu memang benda bebas atau “milik” sah sebuah
negara. Atau dari sisi ilmu pengetahuan, harta karun yang bernilai
sejarah memang bukan untuk disimpan atau diperdagangkan. Tetapi menjadi
warisan budaya sebagai konsumsi di museum!*
Odyssey Marine Exploration
Bendera Odyssey Marine Exploration (OMEX/OMR) sudah berkibar selama
tiga belas tahun. Perusahaan swasta spesialis penggalian dan
penyelamatan kapal-kapal karam ini bersentuhan dengan eksplorasi
arkeologi yang sensitif dan operasi penyelamatan bangkai kapal karam di
perairan seluruh dunia.
Didirikan oleh John Morris dan Greg Stemm pada 1994, dan go public
pada tahun 1997 dengan saham yang terdaftar di bursa NASDAQ dengan
simbol OMEX. Menyita mata dunia dalam bagian penyelamatan kargo kapal
tua SS Republic (August 2003) dan harta karun berkode Balck Swan Project
(2007)!
Bergerak dalam bidang ekspedisi bawah laut terutama kapal karam
bernilai sejarah. Setidaknya kapal-kapal tenggelam yang sudah terkubur
di bawah laut selama berabad-abad yang mengangkut benda-benda kuno.
Mereka mengaplikasikan teknologi terbaru dan tercanggih dalam setiap
operasinya agar seluruh benda yang akan diselamatkan tetap berada dalam
kondisi utuh.
Keunikan Odyssey adalah memposisikan dirinya sebagai perusahaan
komersil pertama yang menspesialisasikan diri dalam urusan pencarian
kapal-kapal karam, penyelamatan harta benda berharga yang tenggelam dan
sekaligus memasarkannya.
Track record mereka yaitu operasi pencarian kapal Sussex, Republic,
“Conception” dan “Seattle” pada 1998 – 2003. Lalu pada 2001, melaporkan
secara resmi kepada Pemerintah Kerajaan Inggris bahwa mereka telah
selesai melakukan ekspedisi arkeologi pendahuluan atas bangkai kapal
kuno milik Inggris HMS Sussex. Dan setahun kemudian bekerja sama dengan
Inggris melakukan ekspedisi menggali bangkai HMS Sussex.
November 2003, melakukan operasi penggalian SS Republic dan berhasil
menemukan koin pertama dari bangkai kapal tersebut. (Pada bulan dan
tahun yang sama, Odyssey pindah ke bursa saham Amerika dan berganti
simbol menjadi OMR). Dan Maret 2004, Odyssey mendapat penghargaan atas
upayanya terhadap SS Republic.
Visi Odyssey memang bertujuan untuk mengembalikan nilai-nilai
sejarah, budaya, ekonomi dari kapal-kapal karam demi kepentingan umat
manusia melalui penerapan teknologi maju tercanggih, sains dan
arkeologi.
Namun sepak terjang perusahaan ini memang kerap dibayangi kontroversi. (berbagai sumber/rangkuman: evin bakara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar