Negara itu hanya sebuah pulau. Selama ribuan tahun terisolasi dari dunia luar. Ia pernah tercatat sebagai salah satu
negara kaya dalam daftar negara terkaya di dunia!
Pulau kecil itu terletak sejajar di ujung timur Pulau Papua, antara
Hawai (AS) dan Australia. Persisnya di tengah Samudera Pasifik. Termasuk
bagian gugus Kepulauan Micronesia, salah satu dari tiga kelompok pulau
di jajaran Kepulauan Pasifik.
Namanya Nauru. Sebuah negara yang terdiri dari satu pulau seluas 21
kilometer persegi. Dengan fasilitas satu akses jalan raya beraspal yang
mengelilingi pulau, satu jalur kereta api, 2 rumah sakit pemerintah, 11
klinik, satu kantor pos, 1 pasar, 1 hotel, 1 pelabuhan, 1 bandara, 2
restoran, 5 sekolah playgrup, 1 sekolah dasar, 1 sekolah lanjutan, 1
sekolah misi Katolik Roma, dan 1 sekolah tinggi keguruan.http://loverlem.blogspot.com/
Negara pulau yang juga berjuluk “Happy Island” ini berbentuk republik
dengan presiden sebagai kepala negara. Sistem ketatanegraanya sederhana
dengan satu pusat pemerintahan.
Roda pemerintahan diatur oleh presiden dan kabinetnya plus 18 anggota
parlemen. Pemilihan anggota parlemen dilakukan dalam pesta demokrasi
tiga tahun sekali.
Geografi Nauru
Nauru adalah negara terkecil ketiga setelah Vatikan dan Maroco. Memiliki 10 daerah komunitas (semacam kompleks konsentrasi penduduk), dan tak memiliki ibukota negara kecuali kompleks yang disebut Goverment Centre (bangunan pusat pemerintahan/eksekutif) dan House of State (semacam gedung parlemen/legislatif) di bagian Selatan pulau.http://loverlem.blogspot.com/
Nauru adalah negara terkecil ketiga setelah Vatikan dan Maroco. Memiliki 10 daerah komunitas (semacam kompleks konsentrasi penduduk), dan tak memiliki ibukota negara kecuali kompleks yang disebut Goverment Centre (bangunan pusat pemerintahan/eksekutif) dan House of State (semacam gedung parlemen/legislatif) di bagian Selatan pulau.http://loverlem.blogspot.com/
Nauru merupakan sebuah pulau berbentuk oval yang dililit sabuk karang
melingkar di dekat pantainya. Dengan tepi pulau yang cenderung terjal
bertebing rata-rata 30 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara
topografinya berupa plato (dataran luas) sampai setinggi 61 mdpl.
Pulaunya persis dilintasi katulistiwa yang lebih condong ke belahan
bumi selatan. Hal ini membuat negara Republik Nauru beriklim tropis
dengan suhu terendah 24 derajat celcius dan suhu terpanas 34 derajat
celcius.
Walau termasuk pulau karang yang berbatu, lapisan tanah Pulau Nauru
tergolong subur. Karena hampir 70% plato pulau itu ditutupi lapisan
fosfat. Sementara area tanah tersubur terdapat di sekitar laguna
(semacam danau kecil) yang terletak di plato wilayah barat daya. Tak
jauh dari daerah komunitas Yangor.
Penduduk dan Perekonomian
Sebagai negara kecil, populasi di Nauru tak lebih dari 13.000 orang yang lebih dari separuhnya berdomisili di selatan pulau dekat dengan pusat pemerintahan. Penduduk asli negara ini adalah orang-orang Nauru yaitu suku bangsa campuran Polinesia, Micronesia, dan Melanesia. Mereka berbicara dalam bahasa Nauru dan Inggris.
Sebagai negara kecil, populasi di Nauru tak lebih dari 13.000 orang yang lebih dari separuhnya berdomisili di selatan pulau dekat dengan pusat pemerintahan. Penduduk asli negara ini adalah orang-orang Nauru yaitu suku bangsa campuran Polinesia, Micronesia, dan Melanesia. Mereka berbicara dalam bahasa Nauru dan Inggris.
Di samping penduduk asli, ada juga kaum pendatang. Umumnya dari
Australia, RRC, Kiribati, dan Tuvalu. Kaum pendatang ini adalah pekerja
kontrak untuk pertambangan fosfat yang menjadi hasil utama dan terbesar
Republik Nauru.
Fosfat adalah senyawa kimia penting yang terbentuk dari endapan kotoran burung selama ribuan tahun.
Biasanya dimanfatkan untuk pupuk dan kegunaan kimiawi terbatas
lainnya. Nauru adalah satu dari sedikit negara pengekspor fosfat
terbesar di dunia. Menjadi sumber satu-satunya kekayaan negeri yang
merdeka sejak 1968.
Di samping menambang dan mengekspor fosfat, Nauru juga punya
perusahaan perkapalan dan penerbangan. Keduanya perusahaan pemerintah
dalam bidang transportasi ini melayani jalur pelayaran dan penerbangan
di wilayah Pasifik.
Selain itu, negara yang pernah sangat makmur ini juga punya industri
lokal perikanan dan pembuatan kano (kapal kecil untuk olahraga). Begitu
pun, untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekundernya, Nauru senantiasa
mengimpor dari negara tetangga terutama Australia. Impor utama itu
termasuk otomotif (kendaraan), makanan, perabot, mesin, obat-obatan,
sepatu, bahkan air bersih.
Semuanya dibayar dengan dolar Australia sebagai acuan kurs mata uang resmi negara itu.
Di Ambang Kebangkrutan
Kekayaan yang melimpah tak selamanya memberikan jaminan kemakmuran. Mabuk kepayang dalam kemewahan bisa berubah menjadi bencana. Inilah yang terjadi dalam perjalanan negara Republik Nauru.
Kekayaan yang melimpah tak selamanya memberikan jaminan kemakmuran. Mabuk kepayang dalam kemewahan bisa berubah menjadi bencana. Inilah yang terjadi dalam perjalanan negara Republik Nauru.
Nauru pernah dikenal sebagai satu dari negara terkaya di dunia.
Dengan karunia kandungan alam yang melimpah dan menjadi sentra tambang
fosfat utama dunia. Dalam pasar ekspor dan ekonomi industri, Nauru
dijuluki “Negara Fosfat”. Ini karena 70% kandungan tanah di Pulau Nauru
terdiri dari endapan kotoran burung yang menjadi fosfat.
Sejak mengelola sendiri industri dan pertambangan fosfatnya, Nauru
menjadi negara paling surplus. Selama 40 tahun negara itu berubah
menjadi negara mewah dengan pemerintah yang paling royal terhadap
rakyat, dan punya standar hidup kaum jet set. Nilai eksport fosfat yang
sangat mahal dan bernilai tinggi itu ternyata mengaburkan “kewaspadaan”
Nauru sebagai negara dan bangsa.
Dengan segala kemewahan yang didapat dari fosfat, pemerintahnya
menjadi kurang kontrol terhadap manajemen keuangannya. Begitu pun
rakyatnya terlalu dimanjakan sehingga lambat laun berubah menjadi bangsa
yang hidup enak dan “malas”. Di Nauru bahkan tidak ada yang namanya
pers dan penyiaran elektronik.
Rata-rata setiap penduduk mempunyai fasilitas perumahan dan barang
lux. Walau jalan raya di seluruh pulau itu bisa dikelilingi selama 20
menit saja, namun setiap rumah setidaknya punya dua mobil dan satu di
antaranya pasti mobil mewah kelas dunia.
Sangkin royalnya pemerintah, rakyat tak dikenakan pajak, biaya
pendidikan dan kesehatan digratiskan, dan kehidupan harian (pangan)
disubsidi negara. Bahkan hampir 80% angkatan kerja diberi pekerjaan di
instansi pemerintah. Sebagai pegawai negeri mereka tidak terikat jam
kerja. Bahkan seorang pengangguran sekalipun bisa menikmati kemewahan,
karena disubsidi penuh oleh negara.
Bahkan pemuda Nauru yang ingin meneruskan sekolah di perguruan tinggi
akan diberikan beasiswa, akomodasi, dan transportasi memadai untuk
menimba ilmu di luar negeri (biasanya ke Australia). Begitu juga dengan
pasien yang butuh perawatan khusus.
Semua kemewahan dan kesenangan itu, membuat rakyat menjadi malas
bekerja dan menghabiskan waktu untuk menikmati semua kesenangan hidup.
Untuk mengelola semua pekerjaan yang membutuhkan pemikiran (manajerial)
dan pekerja lapangan (field skill), pemerintah Nauru memakai tenaga
ekpatriat (pekerja asing) yang mayoritas dari Australia, RRC, Kiribati
dan Tuvalu.
Selama tambang fosfat masih menghasilkan mungkin gaya mewah penduduk
Nauru ini tak jadi masalah. Karena tercatat pendapat rata-rata penduduk
Nauru jauh melebihi ambang lebih dari cukup pada standar pendapatan
penduduk dunia.
Namun dalam lima tahun terakhir, negara mulai menyadari bahwa cadangan fosfat mulai habis. Hal itu disadari pada waktu yang sudah sangat terlambat. Di mana telah terjadi penurunan ekspor drastis dari angka 200 juta ton setiap tahunnya mendekati angka puluhan ton dalam tahun-tahun terakhir.
Sebelumnya, Pemerintah Nauru memang sudah melakukan investasi di
Australia mencapai angka miliaran dolar AS. Namun karena orang-orang
Nauru tak mahir mengelola keuangan, modal investasi itu hanya tersisa
sejutaan do-llar saja. Satu-satunya investasi pada bangunan yang masih
tetap berdiri di Australia adalah House of Nauru, yaitu bangunan 52
tingkat milik negara Nauru, dan dua gedung lain di kepulauan Pasifik.
Anekdot terhadap gedung ini: Seandainya Pulau Nauru tergadai, maka
seluruh penduduk akan pindah ke House of Nauru!
Ya, Nauru kini berbeda dengan Nauru di masa empat puluhan tahun yang
lalu. Negara pulau itu kini sudah di ambang kebangkrutan. Bahkan
perusahaan perkapalan dan penerbangannya sudah nyaris tutup. Yang
tersisa hanya sedikit kapal kecil dan satu pesawat terbang kenegaraan.
Padahal sebelumnya Nauru punya sejumlah armada kapal mewah dan beberapa
pesawat terbang komersil. Namun semua aset itu sudah dijual.
Bahkan kekhawatiran akan kemiskinan sudah mendera penduduk dengan
pemotongan dan penghapusan subsidi. Sementara produksi tambang fosfat
sudah mencapai angka minimal dan hanya meninggalkan lubang menganga di
plato pulau Nauru!
Jurus-jurus Mengatasi Kebangkrutan
Menyadari jurang kebangkrutan yang menghadang, pemerintah Nauru mengambil langkah yang dianggapnya cukup cerdik. Padahal, “jurus-jurus” itu justru tak menolong Nauru lepas dari kehancurannya.
Menyadari jurang kebangkrutan yang menghadang, pemerintah Nauru mengambil langkah yang dianggapnya cukup cerdik. Padahal, “jurus-jurus” itu justru tak menolong Nauru lepas dari kehancurannya.
Trik-trik yang digunakan justru tidak melepaskan negara itu dari
kebangkrutan selain poengalihan masalah yang menjadi problem di kemudian
hari. Dalam anekdot dunia, Nauru pernah mengambil beberapa langkah
“salah” dalam kekalutannya.
Tercatat Nauru pernah bernegosisasi dengan Asutralia bahwa negara Nauru siap menampung imigran ilegal dari Australia. Bayarannya hanya berupa stok bahan bakar, biaya pengobatan, dan sejumlah dana akomodasi bagi pengungsi. Australia menerima tawaran ini, dan Nauru pun menanggung akibat menjadi kamp pengungsi.
Nauru pernah pula memberikan izin kemudahan terhadap pendirian
perbankan di negaranya. Banyak bank dalam dan luar negeri yang membuka
jasa layanan di negara itu dengan imbalan semacam persentase “komisi”
kepada negara Nauru. Namun akibatnya, Nauru pun menjadi negara yang
terkenal akan bisnis cuci uang (money laundry). Eksesnya Nauru masuk
dalam daftar blacklist dalam dunia perbankan dan transasksi finansial.
Kebijakan perbankan Nauru pun direstorasi dan banyak bank yang ditutup.
Masalah baru bagi negara “Happy Island” itu.
Negara Republik Nauru juga sudah menjual semua aset perusahaan
daerahnya, termasuk dalam bidang perkapalan dan penerbangan. Akibatnya,
transportasi menjadi kendala, dan uang hasil penjualan aset-aset itu
habis menutup modal dan utang. Bahkan Gaji pegawai pun sulit untuk
dibayar.
Gambaran itu sungguh menjadi ironi. Betapa Nauru yang dulu dikenal
kaya raya kini sudah terpuruk dan sekarat. Karena itu pemerintah Nauru
saat ini berupaya keras untuk mencari solusi untuk menyelamatkan
kebangkrutan negaranya. Sungguh ironis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar