Satu lagi lambang cinta yang muncul di hari kasih sayang, cincin. Ya, tentu saja cincin bukan sembarangan benda yang menjadi hadiah di hari Valentine, karena cincin merupakan bentuk keseriusan dan simbol cinta sejati...
Cincin muncul sebagai lambang cinta di awal era Romawi kuno, di mana saat itu cincin terbuat dari besi dan didesain dengan bentuk dua tangan yang saling berjabat. Cincin tersebut biasanya digunakan di awal pertunangan dan terus digunakan sebagai janji pernikahan yang sah.
Seiring dengan perkembangannya, cincin pernikahan kemudian dipopulerkan pada perkawinan Kristen, sekitar 860 SM, dan dipasang di jari manis tangan kanan.
Tak hanya seperti di India, emas di Eropa memiliki nilai yang lebih bagi sebuah perhiasan. Dan di jaman Renaissance, cincin perkawinan terbuat dari bahan emas. Seperti kita ketahui, pada zaman tersebut hal-hal mewah menjadi sebuah hal yang tak asing lagi. Uniknya, di jaman ini cincin dibuat menjadi sepasang dengan sebuah kunci yang mengikat satu sama lain. Pada saat pertunangan, cincin akan disematkan di jari masing-masing kekasih. Tiba saat hari pernikahan, cincin ini dikunci kembali sebagai simbol bahwa kedua mempelai telah resmi menjadi pasangan seumur hidup dan tak dapat dipisahkan. Konon, sepanjang upacara pernikahan, mereka akan benar-benar terikat satu sama lain dengan cincin di jari mereka.
Dari bentuknya yang sederhana, kemudian perlahan cincin mulai dihiasi dengan bebatuan permata yang masing-masing memiliki arti yang berbeda, dan tentu saja masih melambangkan sebuah cinta. Batu ruby, melambangkan hasrat dan gairah cinta. Batu emerald, melambangkan ketulusan cinta. Batu amethyst, melambangkan kelembutan hati wanita. Batu garnet, melambangkan kesetiaan cinta. Batu diamond, melambangkan cinta abadi yang takkan terkikis oleh waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar