Kehamilan yang normal adalah pertemuan antara sel telur dan sperma yang terjadi di saluran telur yang setelah pembuahan terjadi seharusnya berjalan menuju rongga rahim
"Tapi pada kasus hamil di luar kandungan, hasil pembuahan ini tidak bisa mencapai rahim atau macet dan menetap di saluran telur," ujar dr Kanadi Sumapraja, SpOG, MSc disela-sela acara konferensi pers Inovasi Bidang Reproduksi di Klinik Yasmin Kencana RSCM, Jakarta, Selasa (13/4/2010).
Di awal-awal kehamilan, tidak ada tanda khusus seorang perempuan hamil di luar kandungan dengan perempuan yang hamil normal. Tanda-tandanya tetap sama seperti terlambat menstruasi, mual, morning sickness dan pada tes kehamilan juga menunjukkan tanda positif.
Ciri hamil di luar kandungan baru terlihat ketika:
- Keluhan rasa nyeri yang hebat di perut bawah
- Terjadi perdarahan dari vagina atau ada bercak-bercak perdarahan, sementara pada hamil normal perdarahan yang terjadi hanya flek-flek sedikit.
- Gejala tersebut terasa karena dinding di saluran telur pecah, tapi jika belum pecah satu-satunya cara untuk memastikan hamil di luar kandungan adalah pemeriksaan USG.
dr Kanadi mengatakan kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik) hanya bertahan selama 5-10 minggu saja. Kehamilan seperti ini tidak bisa diselamatkan sehingga sering dikatakan keguguran.
Ketika jaringan dari embrio yang masuk ke dalam saluran telur makin berkembang akan membuat saluran telur membesar. Kondisi ini akan menyebabkan dinding dari saluran telur tersebut melemah dan bisa menyebabkan pecahnya saluran telur yang ditandai dengan perdarahan.
"Biasanya pasien akan datang dengan keluhan rasa nyeri yang hebat dan perdarahan dari vagina atau ada bercak-bercak perdarahan, kondisi ini biasanya terjadi saat usia kehamilan trimester pertama atau masih hamil muda," tambahnya.
Penyebab hamil di luar kandungan adalah:
- Adanya infeksi di daerah sekitar panggul
- Adanya kerusakan di saluran telur yang membuat embrio tidak bisa menuju ke rahim.
- Pada beberapa kasus kemungkinan disebabkan adanya kesalahan salah satu jenis hormon pengaturan yang berperan dalam hal ini sehingga membuat perjalanan hasil pembuahan menjadi tidak lancar.
"Semua perempuan berisiko mengalami kehamilan di luar kandungan, tapi perempuan yang rentan terkena atau memiliki infeksi lebih berisiko mengalami kehamilan seperti ini," ujar dokter yang berpraktek di RSCM ini.
Pengobatan yang diberikan untuk pasien dengan kasus kehamilan di luar kandungan biasanya melalui operasi untuk mengangkat sebagian atau keseluruhan saluran telur yang pecah tersebut dan dibersihkan hingga tak ada jaringan yang tertinggal.
Jika hanya salah satu saluran telur yang diangkat, maka perempuan tersebut masih memiliki kemungkinan untuk hamil kembali dan melahirkan normal.
Tapi jika kondisi ini telah membuat kedua saluran telur diangkat, maka perempuan tersebut sudah tidak bisa hamil kembali atau menjadi infertil.
Sumber :
vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar