Apakah Anda penasaran dengan apa saja sih yang diperbincangkan pasangan-pasangan di luar sana dengan para konsultan seks? Atau, Anda sendiri malah sedang bertanya-tanya, perlukah membeberkan masalah ranjang sendiri kepada seorang ahli?
Berikut ini ada 7 alasan umum mengapa pasangan rela menemui dan membeberkan masalah paling intim dalam hubungan mereka.
1. Kurangnya hasrat
Tak merasa ingin berhubungan? Hmm, Anda tak sendiri. "Rendahnya (lebih parahnya, hilangnya) hasrat seksual/ libido biasa disebut para pakar seks sebagai Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD)," ujar Stephen Betchen, DSW yang menulis buku MAGNETIC PARTNERS. "Umumnya gangguan ini terjadi pada kaum wanita, namun ada juga para suami yang mengalaminya. Hal ini agak sulit ditangani, namun ketika ditemukan akar penyebab, biasanya masalah yang ada bisa selesai dengan cepat."
Faktor labilnya hormon, gangguan penyakit tertentu, hingga pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi, semua itu memang bisa menjadi alasan hilangnya hasrat seseorang untuk berhubungan. Namun, jika kondisi medis bukanlah alasannya, maka saatnya untuk menemui pakarnya. Ingin tahu apakah Anda sedang kehilangan hasrat? Saran Dr. Betchen adalah pikirkan tentang seberapa frustrasinya Anda saat berada di luar kamar tidur. Itulah petunjuk bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan Anda dengan pasangan.
2. Aksi berat sebelah
Pasangan ingin setiap hari, namun Anda merasa cukup dengan beberapa kali seminggu. "Sejauh ini, alasan paling sering dari pasangan yang berkonsultasi adalah perbedaan cara dan frekuensi dalam beraksi," ujar Miriam Bellamy, LMFT, terapis keluarga dan pernikahan di Roswell, Georgia. Solusinya? Bellamy selalu membantu para pasiennya untuk memahami bahwa "adalah hal yang normal jika masing-masing pasangan memiliki perbedaan emosi dan keinginan tentang seberapa sering dan bagaimana aksi panas itu harus dilakukan."
Masalahnya di sini bukanlah seberapa besar perbedaan tersebut, namun bagaimana komunikasi satu sama lain, itu yang terpenting. Obatnya adalah dengan "mundur ke belakang dan menemukan kembali keseimbangan emosi yang mungkin telah hilang." Contohnya, jika Anda termasuk tipe wanita berhasrat rendah, maka menghabiskan waktu menjauh dari suami, entah pergi berbelanja sendiri pada Minggu malam misalnya, mungkin bisa membantu hasrat dan kerinduan kembali meningkat.
3. Selingkuh
Usai salah satu pasangan ketahuan berselingkuh, biasanya banyak pernikahan berakhir tragis. Namun bagi mereka yang memutuskan untuk memaafkan, dan mencoba lagi, maka butuh waktu untuk membangun kepercayaan, termasuk soal 'tempat tidur'. Faktanya, banyak terapis mengaku bahwa selingkuh merupakan alasan nomor 1 mengapa jasa mereka laris manis.
"Untuk menyembuhkan hubungan yang telah rusak, pasangan yang telah berselingkuh harus bersedia untuk mengakhiri hubungan selingkuh mereka dan menjadi 'buku terbuka' bagi pasangannya," ujar Barbara Bartlik, MD, konsultan seks di New York City. "Dia harus bersedia mengungkapkan detail rahasia seksual atau apapun yang dilakukan selama selingkuh. Hal ini penting sebab pasangan yang merasa dikhianati tentu saja tak semudah itu bisa percaya lagi. Butuh waktu dan keterbukaan untuk membangun kembali sebuah kepercayaan yang telah direnggut."
4. Ragam masalah setelah punya anak
Anak adalah berkah. Saat tak punya anak, banyak pasangan mengidamkannya. Namun tak jarang, banyak pula yang kemudian secara tak sadar 'menyalahkan' buah hati sebagai penyebab timbulnya masalah seksual dalam pernikahan mereka. Bangun tengah malam, menyusui, mengganti popok, menimang hingga si kecil berhenti menangis, semua itu melelahkan dan membuat pasangan tak lagi memiliki tenaga ekstra untuk bertempur.
"Perubahan psikis dan emosional yang terjadi pasca kelahiran biasanya membawa dampak yang cukup kuat dalam hubungan," ujar Scott Haltzman, MD, penulis THE SECRETS OF HAPPILY MARRIED MEN AND THE SECRETS OF HAPPILY MARRIED WOMEN. "Bagi wanita, perubahan hormonal sering membuat mereka tak memiliki hasrat, khususnya jika mereka sedang dalam tahap menyusui. Selain itu, bentuk tubuh yang tak lagi seindah dulu membuat mereka merasa tak nyaman. Sedangkan bagi pria, meskipun banyak yang tetap menyayangi pasangannya, namun perubahan bentuk tubuh istri ternyata berpengaruh juga terhadap hasrat seksual mereka."
Saran para pakar seks untuk masalah ini adalah pasangan harus belajar untuk melihat diri mereka sebagai pasangan yang saling mencintai ketimbang dua orang tua yang kurang tidur akibat mengurusi anak kecil. Pasangan juga bisa mengunci pintu kamar untuk mengurangi kegelisahan kalau anak nyelonong masuk ketika mereka sedang beraksi, atau menyewa baby sitter sekali seminggu agar mereka bisa 'berkencan' dan bebas gangguan. Keintiman dan kerjasama yang dibangun di luar kamar tidur bisa menjadi dasar kuat untuk hubungan seks yang sehat.
5. Masalah orgasme
Anda mungkin saat ini sedang prihatin dengan seputar orgasme yang terjadi dalam kamar tidur. "Masalah paling serong tentang orgasme adalah tak mampu untuk berorgasme sama sekali, biasanya kasus ini menimpa kaum wanita yang usianya lebih muda," ujar Debby Herbenick, PhD, penulis BECAUSE IT FEELS GOOD. Untuk penanganannya, biasanya para pakar seks akan menolong para wanita ini untuk mengenal lebih jauh tentang tubuh mereka sendiri, termasuk bagian klitoris.
"Banyak wanita tak tahu-menahu tentang hal ini dan bagaimana merangsangnya, misalnya lewat seks oral, masturbasi, atau posisi intercourse tertentu. Setelah mengetahui dan berlatih menjelajahi area tersebut secara pribadi, maka kemungkinan untuk berorgasme juga terbuka semakin lebar, sehingga tak perlu lagi ada rasa malu atau tak tahu saat beraksi."
6. Rasa sakit selama intercourse
Memang dokter merupakan salah satu pakar yang harus ditemui bila hal ini terjadi sebab bisa jadi ada penyakit tersembunyi dalam organ kewanitaan yang tak terdeteksi sebelumnya. "Meski demikian, selain masalah medis, ada pula penyebab emosional yang menyebabkan hal ini mungkin terjadi. Dan konsultan seks bisa membantu pasangan untuk belajar berkomunikasi satu sama lain tentang rasa sakit yang timbul dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi hubungan mereka." ujar Dr. Herbenick.
7. Pornografi dan kecanduan seks lainnya
Kecanduan seks - pornografi, virtual seks lewat komputer, masturbasi - bisa menghancurkan keintiman, kepercayaan, dan kepuasan seksual dalam pernikahan. "Langkah kesembuhan pertama biasanya adalah mengakui bahwa pasangan yang kecanduan sedang bermasalah. Kebanyakan karena merasa tertolak atau tak aman dengan tubuh/ organ seksual mereka," ujar Dr. Betchen. Terapis biasanya bisa membantu pasangan yang ada untuk bisa berkomunikasi dengan baik dan jujur, tanpa perlu menyalahkan satu dengan lainnya.
Apakah Anda merasa membutuhkan pakar seks? Jika hal itu bisa menyelamatkan pernikahan dan keluarga Anda, mengapa tidak? (wo/meg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar