Peristiwa memilukan menimpa seorang wanita hamil di China. Wanita itu ditahan, dipukuli dan dipaksa menggugurkan kandungannya yang telah berumur 8 bulan. Hal itu terjadi karena wanita tersebut telah melanggar kebijakan satu anak yang diterapkan pemerintah China.
Pekerja konstruksi Luo Yanquan mengatakan, istrinya diambil paksa dari rumah mereka pada 10 Oktober lalu oleh selusin petugas keluarga berencana (KB). Karena melawan saat akan dibawa, istri Luo ditendang dan dipukuli.
Wanita berumur 36 tahun itu kemudian ditahan di sebuah klinik selama tiga hari. Setelah itu dia dibawa ke rumah sakit dan disuntikkan dengan obat yang kemudian membunuh janin yang dikandungnya.
Dikatakan Luo, para petugas KB mengatakan pada pasangan tersebut bahwa mereka tidak dibolehkan memiliki anak lagi karena mereka telah mempunyai seorang anak perempuan yang berumur 9 tahun.
Selama 30 tahun terakhir, pemerintah China telah menerapkan batasan bagi pasangan untuk memiliki satu anak saja. Ini sebagai upaya untuk menekan pertumbuhan populasi dan menghemat sumber daya China yang terbatas. Seperti diketahui, China memiliki populasi terbesar di dunia, yakni lebih dari 1,3 miliar jiwa.
Pasangan yang melanggar aturan satu anak itu terancam hukuman denda berat, penyitaan properti dan bahkan kehilangan pekerjaan. Untuk menjalankan aturan tersebut, kadang kali langkah-langkah ekstrem dilakukan otoritas China.
Seorang pejabat di komisi KB di Distrik Siming, yang mengawasi lingkungan Luo, mengkonfirmasi mengenai adanya catatan tentang istri Luo, Xiao Aiying, yangn menjalani aborsi belum lama ini. Namun menurut pejabat tersebut, prosedur aborsi tersebut dilakukan secara sukarela.
Luo dengan keras membantah pernyataan pejabat tersebut. "Saya tak pernah menandatangani apapun. Tak satu pun di keluarga kami melakukannya. Saya telepon polisi tapi mereka bilang masalah KB bukan tanggung jawab mereka," kata Luo seperti dilansir News.com.au, Jumat (22/10/2010).
"Saya ingin menuntut, namun para pengacara yang telah saya minta di sini mengatakan mereka tak bisa membantu saya dan media tak akan memberitakan kasus kami," ujar Luo.
Pekan lalu, Luo membuat sebuah blog supaya orang-orang tahu apa yang terjadi terjadi pada istrinya. Siaran satelit Al-Jazeera telah memposting pemberitaan mengenai kasus tersebut di situsnya.
Masyarakat China pun marah dan kesal mendengar apa yang menimpa Xiao. Mereka menyebut para petugas KB kejam dan tidak manusiawi.
Pekerja konstruksi Luo Yanquan mengatakan, istrinya diambil paksa dari rumah mereka pada 10 Oktober lalu oleh selusin petugas keluarga berencana (KB). Karena melawan saat akan dibawa, istri Luo ditendang dan dipukuli.
Wanita berumur 36 tahun itu kemudian ditahan di sebuah klinik selama tiga hari. Setelah itu dia dibawa ke rumah sakit dan disuntikkan dengan obat yang kemudian membunuh janin yang dikandungnya.
Dikatakan Luo, para petugas KB mengatakan pada pasangan tersebut bahwa mereka tidak dibolehkan memiliki anak lagi karena mereka telah mempunyai seorang anak perempuan yang berumur 9 tahun.
Selama 30 tahun terakhir, pemerintah China telah menerapkan batasan bagi pasangan untuk memiliki satu anak saja. Ini sebagai upaya untuk menekan pertumbuhan populasi dan menghemat sumber daya China yang terbatas. Seperti diketahui, China memiliki populasi terbesar di dunia, yakni lebih dari 1,3 miliar jiwa.
Pasangan yang melanggar aturan satu anak itu terancam hukuman denda berat, penyitaan properti dan bahkan kehilangan pekerjaan. Untuk menjalankan aturan tersebut, kadang kali langkah-langkah ekstrem dilakukan otoritas China.
Seorang pejabat di komisi KB di Distrik Siming, yang mengawasi lingkungan Luo, mengkonfirmasi mengenai adanya catatan tentang istri Luo, Xiao Aiying, yangn menjalani aborsi belum lama ini. Namun menurut pejabat tersebut, prosedur aborsi tersebut dilakukan secara sukarela.
Luo dengan keras membantah pernyataan pejabat tersebut. "Saya tak pernah menandatangani apapun. Tak satu pun di keluarga kami melakukannya. Saya telepon polisi tapi mereka bilang masalah KB bukan tanggung jawab mereka," kata Luo seperti dilansir News.com.au, Jumat (22/10/2010).
"Saya ingin menuntut, namun para pengacara yang telah saya minta di sini mengatakan mereka tak bisa membantu saya dan media tak akan memberitakan kasus kami," ujar Luo.
Pekan lalu, Luo membuat sebuah blog supaya orang-orang tahu apa yang terjadi terjadi pada istrinya. Siaran satelit Al-Jazeera telah memposting pemberitaan mengenai kasus tersebut di situsnya.
Masyarakat China pun marah dan kesal mendengar apa yang menimpa Xiao. Mereka menyebut para petugas KB kejam dan tidak manusiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar