1. Tak ada foto produk
Agar calon pembeli lebih terkesan, gunakan foto produk yang sesuai dengan produk asli. Jangan lantaran ingin laku, kamu memasang foto yang bukan sebenarnya.
2. Menggunakan foto pasaran
Jangan menggunakan foto kebanyakan yang beredar di internet. Sekalipun itu barang yang mudah dicari atau sudah diketahui banyak orang. Lebih baik, ambil kamera dan foto produk itu sendiri, sesuai selera dan gaya kamu. Bila perlu, sewa fotografer profesional uuntuk melakukannya. Tips: Berikan watermark (label pada foto) agar foto kamu tidak dijiplak di mana-mana. Toko online tak harus serba online.
3. Tidak mengangkat telpon
Calon pembeli biasanya menanyakan hal-hal yang sebenarnya sudah ada di website. Mungkin ia sebenarnya ingin mendengar suaramu, yang benar-benar nyata manusia dan bukan mesin penjawab telpon. Angkatlah telpon walaupun itu tidak penting. Bukankah telpon dicantumkan agar calon pembeli bisa menelpon kamu?
4. Contact support yang lambat
Bayangkan jika kamu akan membeli sebuah sepatu, dan menunggu satu jam untuk dilayani. Padahal kamu hanya ingin bertanya apakah ada ukuran yang lebih besar. Pikiran yang mungkin timbul adalah: "Ini orang niat jualan gak sih?", atau mungkin: "Saya mau beli kok gak diladeni!". Begitu pula calon pembeli. Segera respon SMS/BBM/YM/Telpon secepat mungkin agar calon pembeli merasa bahwa ia memang benar-benar diperhatikan.
5. Contact support tak lengkap
Tak semua orang memiliki BlackBerry dan tak semua orang mau membuka Yahoo Messenger hanya untuk menghubungimu. Sediakan contact support yang selengkap mungkin seperti: YM, Pin BB, Email, SMS, Telpon dan mungkin juga Skype.
6. Menggunakan satu rekening saja
Ada kalanya di daerah luar Jawa, sebut saja Banjarmasin, Manado, Samarinda dll jarang ada atau bahkan tak ada Bank BCA. Karena itu, sediakan rekening alternatif seperti Bank Mandiri dan Bank BNI. Minim, sediakan BCA dan Mandiri. Akan lebih baik lagi jika rekening yang disediakan lebih dari yang saya sebutkan. Tips: buat rekening atas nama perusahaan yang terdaftar secara hukum, contoh: UD…, CV…, PT…
7. Menomor satukan harga
Harga murah memang seperti gula manis yang disukai semut. Tapi jangan semata-mata karena harga murah, kamu jadi seenaknya memperlakukan pelanggan. Perlu diperhatikan bahwa pertama yang dilihat mungkin harga/produk. Tapi setelah mereka bercakap-cakap denganmu, servis-lah yang nomor satu. Meski harga sedikit lebih mahal, saya jamin calon pembeli akan membeli barangmu asalkan servis ramah dan memuaskan.
8. Ketidakpastian kapan barang dikirim
Ketersediaan produk biasanya tidak pasti, apalagi jika produk dibuat sesuai orderan, contoh: kue kering. Tapi bukan berarti kamu harus 'menggantung' calon pembeli. Beri kepastian kapan produk tersedia dan siap dikirim. Sertakan juga estimasi lama pengiriman. Tips: biasanya jika menjelang Lebaran atau hari raya besar lainnya, ekspedisi akan mengalami hambatan. Jadi, tanyakan dulu kepada ekspedisi yang bersangkutan mengenai kepastian estimasi pengiriman. Online support 24 jam? Kenapa tidak!
9. Loading web yang sangat berat
Rata-rata pengunjung sabar menunggu loading website sekitar 5 – 15 detik. Lebih dari itu, jangan harap mereka akan membeli produk di website kamu. Desain yang bagus memang harus, tapi bukan berarti loading berat kan? Tips: Optimasi gambar yang digunakan dengan Photoshop. Bila perlu, slice gambar menjadi ukuran kecil sehingga proses loading lebih cepat. Gunakan gambar yang disimpan di server sendiri.
10. Tak ada alamat
Mayoritas orang Indonesia masih takut jika disuruh berbelanja online. Karena itu, cantumkan alamat website yang jelas sehingga orang tau jika lapak kamu benar-benar nyata.
11. Tak ada petunjuk cara pembelian
Sediakan halaman khusus untuk menjelaskan cara membeli barang di website kamu. Bagian yang paling sulit ialah: membuat cara yang rumit menjadi semudah mungkin bagi calon pembeli.
12. Website seperti tak ada penghuninya
Maksud saya disini ialah, bagaimana pengunjung bisa merasakan website tersebut diperbaharui secara berkala atau bahkan tiap hari? Tips: Sediakan semacam news bar untuk memberitahukan kondisi hari ini, ucapan selamat hari raya atau sekedar mengucapkan selamat berakhir pekan.
13. Tak adanya rincian barang beserta ongkos kirim
Totalnya berapa mbak? Seringkali calon pembeli berkata begitu pada saya. Tapi bukannya langsung memberikan totalnya, saya lebih memilih untuk membiasakan diri membuat rincian, lalu saya rincikan ke calon pembeli. Selain menghemat waktu (agar calon pembeli tidak tanya rinciannya lagi), calon pembeli lebih senang karena ia bisa mengetahui berapa besar jumlah yang dikeluarkan untuk ongkos kirim dan barangnya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar