Sosok monster ini dihidupkan oleh Dr Victor Frankenstein. Seorang mahasiswa kedokteran yang melakukan eksperimen terlarang untuk membuktikan bahwa manusia bisa diciptakan dengan teknologi dan pemahaman mendalam akan ilmu kedokteran.
Semua berawal dari keingintahuan, rasa penasaran, dan antusiasme masa
muda akan ilmu pengetahuan. Terkejut melihat eksperimen profesornya, ia
pun tergerak untuk menyempurnakan. Dr Victor Frankenstein pun terobsesi
pada upaya untuk menciptakan sosok manusia sempurna. Ia pun menggunakan
organ otak profesornya (yang baru saja meninggal), mengumpulkan
potongan tubuh dari sejumlah jenazah yang masih baru, menjahit
potongan-potongan itu dalam satu tubuh, dan menciptakan sesosok makhluk
yang diyakininya akan menjadi manusia sempurna hasil rekayasa
eksperimennya.
Setelah mengurung diri selama berhari bahkan berminggu-minggu
mengerjakan eksperimen itu, Victor terkejut ketika makhluk eksperimennya
yang dibangkitkan dengan energi listrik dari petir dan belut listrik
itu ternyata menjadi sesosok makhluk buruk rupa, ia tak menyangka bahwa
ia baru saja menciptakan “sesosok Iblis!”
Monster ini kemudian dikenal sebagai “FRANKENSTEIN”… walaupun itu
penyebutan yang salah. Monster itu sebenarnya tanpa nama, tidak pernah
diberi nama oleh penciptanya, dan menjadi makhluk asing yang mencari
jati dirinya! Ia sebenarnya tidak tahu mengapa ia ada dan untuk apa ia
diciptakan. Dalam pencariannya itu sang monster justru ia menjadi teror
menakutkan sejumlah orang, terutama bagi penciptanya sendiri: dr Victor
Frankenstein!
Frankenstein, merupakan cerita yang mungkin sudah akrab bagi kita.
Kisah yang pernah populer dalam bentuk novel dan film sejak pertama kali
dipublikasikan dalam sebuah buku terbitan 1818. Novel yang
menggemparkan dan laku keras dipasaran hingga abad 20. Sebuah kisah yang
berbau sains fiksi, menyentuh aspek kebudayaan, dan mengguncang emosi
dalam bentuk horor.
Begitu terkenalnya kisah tersebut, namun hanya sedikit yang tahu
bahwa cerita berjudul “Frankenstein – The Modern Prometheus” karya Mary
Shelley itu ternyata dilandasi pengalaman pribadi yang menyeramkan yang
dipadu dengan studi literatur, imajinasi liar, dan impian seorang muda
usia 19 tahun.
Dari Alam Mimpi
Kisah besar itu berawal dari pengalaman nyata Mary Wollstonecraft
Godwin (Mari Shelley) pada suatu musim panas tahun 1816 di sebuah kastil
di tepi Lake Geneva,
Swiss. Kastil itu adalah kediaman seorang penyair ternama Lord Byron.
Kala itu Mary (masih 19 tahun) dan kekasihnya penyair Inggris Percy
Shelley berkunjung ke sana atas undangan Lord Byron.
Malam itu cuaca buruk dengan hujan lebat, petir dan badai mengganas
di luar tembok bangunan batu yang sudah tua. Ketiga seniman tulis itu
berkumpul di dekat perapian. Mereka berbincang santai dalam temaran
kehangatan dan nyala api yang meliuk-liuk.
Cuaca buruk membuat mereka jenuh, karena tak bisa beraktivitas di
luar. Maka pada suatu malam, Byron menantang kedua tamunya untuk menulis
sebuah cerita mencekam, masing-masing satu tulisan. Ketiganya pun
sepakat dan memulai kegiatan menulis mereka di sana untuk mengisi waktu.
Pada suatu malam dengan badai yang masih menderu di luar sana, Mary
yang sudah tertidur tiba-tiba terbangun akibat gangguan mimpi buruk. Ia
kaget bukan kepalang manakala mendengar petir mendentum di luar sana.
Keringat membanjir di tubuhnya. Mimpi buruk itu seolah nyata baginya,
begitu hidup dan menakutkan.
Setelah bisa menguasai dirinya, Mary pun meraih kertas dan pena.
Menjelang subuh hari itu ia jemarinya mulai menulis di bawah temaram
lampu yang bersinar remang-remang. Ia menuliskan detail mimpinya itu
dalam sebuah cerita.
Begini kira-kira sebagian kutipannya: “Saat merebahkan kepalaku di
atas bantal, aku tak bisa tidur apalagi berpikir… Aku melihat sepasang
mata, dengan tatapan yang pedih. Aku melihat seorang mahasiswa yang
pucat sedang berlutut diam di samping sesuatu. Aku melihat sesosok
bayangan seorang lelaki yang meregang didekatnya, lalu mesin besar di
ruangan itu menunjukkan reaksi adanya tanda-tanda kehidupan, panel-panel
yang bergerak sebagai penunjuk adanya sebuah reaksi dari sosok di
samping mahasiswa itu. Sungguh menakutkan, sebuah kekuatan yang luar
biasa sebagai akibat usaha keras seorang manusia untuk membentuk sesuatu
cipataan yang menakjubkan di dunia!”
Dan Mary memenangkan pertaruhan di antara ketiganya. Karangan yang
berasal dari mimpi buruknya itu pun kemudian ditulis dalam bentuk novel
yang diterbitkan dua tahun kemudian. Dan melegenda sebagai kisah
Frankenstein hingga ini hari!
INSPIRASI DAN TEORI
Novel Frankenstein tahun 1818 karya Mary Shelly ternyata bukan yang
pertama kali memunculkan sosok monster ciptaan manusia. Kisah-kisah
senada juga ternyata sudah muncul sejak lama. Baik dalam legenda, cerita
dari mulut ke mulut, bahkan dalam catatan-catatan sejarah.
Mary Shelly dalam novelnya menggambarkan sebuah eksperimen untuk
menghidupkan sosok yang sudah mati dari potongan-potongan yang disatukan
dengan teknologi dalam bidang biologi, kedokteran, kimia, dan fisika.
Ternyata teori yang diajukannya tersebut bukan tanpa dasar. Karena
eksperimen yang hampir mirip dengan itu ternyata sudah pernah dilakukan.
Beberapa tokoh sejarah pernah dihubungkan dengan fiksi dan monster
yang dibangkitkan dari kematian tersebut, karena eksperimen yang
diyakini pernah mereka lakukan.
Catatan sejarah terbaru sebelum novel itu dibuat adalah eksperimen
Luigi Galvani, seorang dokter Italia pada 1790-an. Galvani menyatakan
energi berbasis listrik bisa merangsang impuls saraf untuk melakukan
gerakan. Dalam sebuah demonstras, Galvani menggunakan potongan kaki
belakang katak. Saraf dari potongan kaki itu dialiri listrik, ternyata
kaki katak tersebut bergerak sesuai struktur sendinya.
Temuannya ini dimuat dalam buku ilmiahnya De Viribus Electricitatis
in Motu Musculari (1792). Dari sini muncul spekulasi teori bahwa makhluk
hidup yang telah mati masih bisa dihidupkan kembali dengan menggunakan
energi listrik.
Lantas Heinrich Cornelius Agrippa (1486-1535), seorang ahli
astrologi, kimia, penulis ilmu rahasia, dan peneliti ilmu sihir. Menurut
isu, ia pernah mencoba membangkitkan orang mati lewat ritual dan
melakukan serangkaian eksperimen okultisme (kekuatan roh). Disebutkan
bahwa sebelum kematiannya, ia melepaskan anjing hitam legendaris Faustus
yang merupakan simbologi persekutuan dengan iblis. Dan ia juga memiliki
kemampuan memanggil iblis yang menggunakan media jasad tertentu.
Ada juga catatan dan kisah tentang Paracelsus (1493-1541), ilmuwan
yang mampu membuat benda mati menjadi memiliki kekuatan dan hidup. Namun
ini semua rumor yang berkembang sebelum abad pertengahan, karena
keterbatasan pengetahuan manusia tentang sains.
Yang mengejutkan adalah legenda dari Praha bertahun 1590, tentang
seorang ilmuwan Low yang melakukan eksperimen membangkitkan manusia dari
tanah liat sungai. Setelah membentuk tubuh manusia utuh dari tanah liat
itu, ia melakukan semacam ritus dengan menggunakan semacam mesin dan
membangkitkannya menjadi manusia hidup. Kisah ini senada dengan legenda
mitologi dari bangsa Jahudi kuno tentang manusia tanah.
Mary Shelly mungkin melakukan studi mengenai bentuk eksperimen
membangkitkan manusia dan kemajuan teknologi yang pernah dilakukan sejak
dulu, dan meramunya dalam bentuk eksperimen yang dilakukan dr Victor
Frankenstein… benarkah?
(berbagai sumber/rangkuman: evin bakara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar