Menikah di bawah Usia 20 tahun Jadi Trend Perempuan Masa Kini - Loverlem blog

Post Top Ad

loading...

27 Oktober 2011

Menikah di bawah Usia 20 tahun Jadi Trend Perempuan Masa Kini

Pergaulan akan memmpengaruhi pola hidup seseorang, termasuk pada urusan pernikahan. Di mana di ketahui sekarang menikah di bawah usia 20 tahun atau menikah saat masih ABG telah menjadi trend perempuan tanah air. Berdasarkan penelitian, sebanyak 20-30 persen menikah pada usia di bawah 20 tahun. Tren nikah dini tersebut harus diatasi.


Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan tren ini harus dicegah dengan menjelaskan usia ideal menikah pada 24-25 tahun. "Kami tengah menggalakkan pendidikan reproduksi kesehatan di kalangan siswa SD sampai SMA untuk mengatasi kasus perempuan nikah pada usia terlalu dini," kata dia saat presentasi pada forum The 6th Asia Pasific Conference on Reproductive Health and Right di Grha Sabha Pramana, Jumat (21/10)

Menurut dia, masalah usia kawin muda berdampak pada tingkat kesehatan ibu melahirkan. Sejauh ini angka kematian ibu hamil tergolong tinggi. Millennium Development Goals (MDGs) angka kematian ibu melahirkan rata-rata 102 per 100 ribu kelahiran hidup. Karena itu, MDGs merekomendasikan angka rata-rata kematian ibu meninggal tersebut bisa diturunkan pada pada 2015.

Dia mengingatkan target penurunan angka kematian ibu melahirkan sesuai indiokator MDGs akan sulit sulit dicapai jika tidak terjadi peningkatan signifikan akses pelayanan kesehatan ibu. Masalah ini terutama terjadi di daerah-daerah terpencil. Di satu sisi, daerah terpencil tertentu kurang fasilitas kesehatan, di sisi lain yang terdapat fasilitas kesehatan sedikit ibu-ibu yang mengakses.

“Bisa jadi tidak punya akses pelayanan kesehatan, mungkin karena tidak ada. Mungkin ada, tapi terlalu jauh. Mungkin dekat, tapi tidak biasa pergi ke bidan tapi malah ke dukun,” kata dia.

Dia menyebut sejumlah program telah diluncurkan untuk menurunkan kematian ibu melahirkan atau kesehatan ibu seperti sosialisasi peran suami dalam perawatan kesehatan ibu, program kesehatan jender responsif dan memperkenalkan skema bantuan sosial yang disebut program jaminan persalinan. Jaminan persalinan meliputi program pelayanan persalinan gratis, pemberian perawatan di fasilitas kesehatan, perawatan pasca persalinan, dan pasca pengiriman layanan keluarga berencana bagi semua ibu hamil yang tidak tercakup oleh asuransi kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

loading...