Perusahaan ini masuk daftar 200 perusahaan terbaik dengan pendapatan di bawah US$1 miliar.
Majalah ekonomi terkemuka dunia, Forbes, memasukkan tiga perusahaan Indonesia dalam daftar 200 Best Under A Billion karena dianggap memiliki kinerja terbaik selama beberapa tahun terakhir. Ketiga perusahaan itu adalah PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, dan PT Panin Sekuritas Tbk.
Seperti dikutip dari laman Forbes.com, Jasuindo berada pada peringkat ke-95 dunia dalam pemeringkatan tersebut. Peringkat selanjutnya Nippon Indosari di posisi 132, dan Panin Sekuritas 140.
Jasuindo Tiga Perkasa yang merupakan perusahaan di bidang usaha penyediaan dokumen niaga terintegrasi mencatat penjualan US$68 juta dengan laba bersih US$8 juta. Saat ini, nilai pasar Jasuindo mencapai US$46 juta.
Sementara itu, Nippon Indosari Corpindo sebagai produsen roti bermerek Sari Roti mencatat penjualan US$68 juta dan laba bersih US$11 juta. Sari Roti memiliki nilai pasar US$394 juta.
Terakhir, PT Panin Sekuritas mencatat penjualan US$40 juta dengan laba bersih US$27 juta. Sementara itu, nilai pasar yang dikuasai anak usaha kelompok bisnis Panin yang bergerak di bidang jasa brokerage dan manajer investasi itu mencapai US$109 juta.
Dalam daftar tersebut, tiga perusahaan di Asia menyandang peringkat terbaik. Ketiga perusahaan itu adalah 361 Degrees International dari China, A.K. Capital Services (India), dan AAC Acoustic Tecnologies (China).
Perusahaan China, India, dan Taiwan pada daftar Forbes kali ini terlihat sangat mendominasi. Rata-rata perusahaan China mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 43 persen dalam tiga tahun terakhir. Sementara itu, laba bersih per saham (earning per share) sebesar 50 persen.
Pada proses pemilihan korporasi yang layak masuk daftar perusahaan terbaik di Asia ini, Forbes menyeleksi perusahaan berdasarkan penerimaan pendapatan berkisar US$5juta hingga US$1 miliar atau Rp40 miliar-Rp8 triliun.
Forbes menyeleksi setidaknya 15.000 perusahaan yang menunjukkan kinerja penjualan dan pendapatan sesuai persyaratan tersebut. Selanjutnya, seleksi perusahaan yang layak masuk dalam daftar 200 Best Under A Billion dikerucutkan kembali berdasarkan pertumbuhan pendapatan, penjualan, dan return on equity (ROE) selama 12 bulan terakhir serta 3 tahun terakhir.
Forbes menilai 200 korporasi di Asia Pasifik yang masuk dalam daftar ini dianggap berhasil mengelola perusahaan selama krisis ekonomi yang mulai berlangsung pada 2008. Sebagian besar bahkan mampu mengarahkan perusahaan terhindar dari krisis utang dalam laporan keuangannya.
Rata-rata 200 perusahaan ini memiliki ratio debt to equity sebesar 13 persen. Bahkan 13 persen di antaranya tidak memiliki utang sama sekali. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar