Pengobatan Abad 18 Pasien Dijemur di Matahari - Loverlem blog

Post Top Ad

loading...

19 Agustus 2011

Pengobatan Abad 18 Pasien Dijemur di Matahari

Pengobatan Abad 18 Pasien Dijemur di Matahari
Gambar yang diabadikan pelukis Johannes Rach pada 1775 memperlihatkan serombongan pasien sedang menjalani terapi penyembuhan dengan cara dijemur di matahari. Mereka yang sebagian merupakan para prajurit VOC berada di pekarangan rumah sakit yang sekarang ini letaknya kira-kira di bagian Museum Sejarah Jakarta, Jalan Falatehan, Jakarta Barat. Dahulu, daerah dengan gedung-gedung bertingkat merupakan pusat kegiatan Kota Batavia. Seluruh blok di sebelah kanan jalan adalah bagian dari rumah sakit yang terbentang ke selatan dan barat hingga Kali Besar Timur. Di samping bangunan berpagar, di pojok Jalan Rumah Sakit tampak gereja milik rumah sakit yang digunakan umat Nasrani berbahasa Melayu. Hal yang mencolok Batavia ketika itu adalah bentuk jalan yang lebar dan persegi panjang yang masih bisa dikenali hingga saat ini. 

Para pasien pada pagi yang cerah oleh sinar matahari berjalan dengan kaki telanjang, dijaga perawat-perawat pria bertongkat rotan sesuai penyembuhan mutakhir kala itu. Sebagian dari mereka adalah pelaut yang kita kenali dari topinya bersegi tiga. Sebagian di antara mereka bertubuh kurus dan bermata cekung. Sebagian bangsa Eropa di Batavia terkena penyakit secara permanen, bahkan di antara para pendatang baru lemah atau sakit akibat perjalanan panjang, biasanya terserang malaria pada bulan pertama setelah kedatangan mereka. Selanjutnya, menjadikan mereka rentan terhadap penyakit lainnya seperti disentri hingga banyak yang meninggal setelah setahun kedatangan mereka. Seperti terlihat dalam lukisan Rach, beberapa pasien yang menjalani 'pengobatan' hanya memakai pakaian yang tak beraturan karena rendahnya upah yang diberikan VOC. Para pendatang baru biasanya tiba di Batavia dalam keadaan terlilit hutang dan menjual harta mereka yang sedianya untuk membeli rokok dan minuman keras. Walaupun keadaan mereka menyedihkan, di antara mereka seperti tampak dalam lukisan banyak yang masih tetap dapat tertawa, bercanda, dan merokok. 

Di sebelah kiri kelompok pasien, tampak seorang pria dengan topi aneh sedang berbicara dengan dua wanita berpakaian gaya Prancis. Dari kaca mata dan cara ia menyisipkan pena di telinganya menunjukkan bahwa ia adalah seorang apoteker kota. Di belakang kelompok itu, budak-budak sedang memakaikan pakaian pada kuda di samping kereta. Di gerbang salah satu bangunan terdekat, di sebelah kiri, tampak kereta kuda lainnya. Rumah-rumah di dalam tembok kota biasanya dikelilingi sebidang tanah yang dapat dimasuki dari beberapa sisi. (Sumber: Perpustakaan Nasional)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

loading...