Gempa bumi tak pernah bisa diramal kapan datang, demikian juga dengan kekuatannya. Lindu juga kerap memicu tsunami yang bisa menewaskan puluhan, ribuan, bahkan ratusan ribu jiwa sekaligus.
Namun, penelitian terbaru profesor ilmu bumi di Chapman University di California, Dimitar Ouzounov, menawarkan perspektif baru. Menurut dia, gempa kemungkinan bisa diprediksi.
Pendapatnya itu didasari penelitian terhadap data satelit terkait gempa yang mengguncang Jepang pada 11 Maret 2011: ada anomali atmosfer di atas episentrum gempa Jepang beberapa hari menjelang bencana.
Apakah itu berarti gempa bakal bisa diprediksikan? Dihubungi VIVAnews.com, pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman mengatakan, ide bahwa gempa bisa diprediksi dari anomali atmosfer bukan hal yang baru. "Tapi anehnya, baru dikatakan setelah terjadi gempa. Ini jadi bahan guyonan para ahli gempa. Kokmeramal gempa setelah terjadi," kata dia, Kamis 19 Mei 2011 malam.
Dijelaskan dia, secara teoritis memang bisa saja pertanda gempa bisa dibaca, misalnya dari gelombang elektromagnetis dan sebagainya. Namun, "sejauh ini tanda itu tidak jelas, pertanda itu tidak terlihat sebelum gempa terjadi. Paling-paling setelah terjadi, baru kelihatan ada anomali."
Namun, Danny tak menampik bahwa ada kemungkinan gempa diprediksi secara ilmiah. "Secara ilmiah bisa, caranya yang belum ketahuan," tambah dia.
Bagaimana dengan potensi gempa sebesar 8,7 skala Richter di Jakarta?
Untuk diketahui, wacana ini dikeluarkan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief. Bahwa Jakarta akan dipengaruhi gempa di daerah sekitarnya.
Selain hasil penelitian, sejarah gempa ibu kota yang pernah terjadi pada 1699, 1752, 1722, dan 1757 -- sebagai imbas dari guncangan pusat gempa di luar Jakarta -- jadi penguat. "Memang wacana itu dimunculkan Andi Arief supaya masyarakat lebih serius dan bersiap menghadapi bencana. Selama ini masyarakat menganggap Jakarta aman, padahal tidak," kata Andi.
Apalagi, wacana bahwa lindu berpotensi mengguncang Jakarta bukan hal baru. "Justru itu, meski sudah diberi tahu masyarakat tetap tak menggubris. Hanya marah-marah, padahal apa salahnya bersiap," kata Danny.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar