Suatu hari, dua butir air mata bertemu di sebuah sungai. Mereka terombang ambing bersama dan pada akhirnya saling berkenalan.
"Hei, siapa kamu?" tanya air mata seorang gadis yang baru saja putus dari kekasihnya
"Aku adalah air mata dari gadis yang berhasil merebut kekasih dari tuanmu," katanya.
Sejenak merekapun berbincang kembali, menceritakan bagaimana kesedihan yang dialami para tuannya masing-masing, hingga akhirnya mereka bertemu di sungai itu. Air mata sang gadis patah hati, bercerita bahwa tuannya selalu menangis setiap hari, meratapi nasibnya, meneriakkan kerinduannya, menyesali keadaannya, dan meluapkan kekecewaannya. Ia sungguh terluka dan kecewa, sakit hati dan tak percaya, bahwa sang kekasih yang selama ini dicintai ternyata tega pergi meninggalkannya.
Lantas, air mata gadis yang berhasil merebut kekasih gadis lain itu menyambung cerita, bahwa selama ini tuannya juga dibuat sedih. Entah karena kekasih tak tepat janji, salah paham, saling egois, atau mendadak cemburu dan takut kehilangan.
Cinta itu memang sungguh aneh...
Di posisi 'pemenang'-pun ia masih bisa membuat orang menangis. Merasakan pahit dan kecewa. Padahal ia sudah ada di dalam genggaman sang pemenang.
Cinta membuat seseorang menjadi tampak kuat dan lemah sekaligus. Cinta menunjukkan kebahagiaan dan pengorbanan. Cinta membuat seseorang tampak cerdas dan bodoh dalam waktu bersamaan. Cinta membuat orang mandiri, sekaligus merasa ketergantungan. Cinta membuat orang merasa membutuhkan, namun juga membencinya. Cinta membuat orang menginginkan seseorang yang telah melukainya.
Dan pada akhirnya, pemenang maupun yang kalah sama-sama berurai air mata. Dan itulah mengapa, air mata adalah hal yang terindah di dalam cinta, karena ia menyatukan yang kalah dan menang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar