Wawancara dengan Gadis Penakluk Irfan Bachdim - Loverlem blog

Post Top Ad

loading...

21 Desember 2010

Wawancara dengan Gadis Penakluk Irfan Bachdim

Pacar atau istri pemain sepak bola mesti cantik, seksi, dan biasanya foto model. Lihat saja Victoria Beckham, istri bintang sepak bola Inggris yang penyanyi dan top model dunia itu. Atau Cristiano Ronaldo, bintang sepak bola asal Portugal, yang pacar-pacarnya juga umumnya berprofesi sebagai foto model atau artis.

Tak mengherankan jika Irfan Bachdim, bintang baru sepak bola Indonesia, pun kepincut perempuan Jerman keturunan Indonesia yang seksi dan bertampang blasteran, Jennifer Jasmin Kurniawan, 23 tahun. Setelah sempat saling menyapa via Facebook, Agustus lalu kedua sejoli itu bertemu di Hotel Sultan, Jakarta.

Itu pun tak sengaja sebetulnya, karena Jenny--begitu ia biasa dipanggil-- tadinya cuma mau mendampingi adiknya, Kim Jeffrey Kurniawan, yang diundang PSSI dalam acara charity show. "Saya mengira tak akan bertemu lagi dengan Kim, karena dia berniat bergabung dengan pelatnas. Makanya saya ikut ke Jakarta," kata Jenny kepada Tempo.

Hubungan Jenny-Irfan kian erat, karena selama tiga minggu di Jakarta, Jenny selalu berada di dekat Kim, dan Kim selalu bersama Irfan. "Tapi kami tak pernah pergi berduaan," ujar Jenny. Tak enak meninggalkan bapaknya sendirian di hotel. Ayah Irfan juga tinggal di hotel yang sama. "Tetapi sebelum pulang ke Jerman, Irfan menyatakan cintanya kepada saya, maka sejak itu kami resmi pacaran," ujar Jenny, yang pernah empat tahun pacaran dengan cowok Jerman.

Wanita pujaan Irfan ini lahir di Muehlacka, sekitar 50 kilometer dari Stuttgart, 23 tahun lalu. Ibunya, Uschi, asal Jerman, menikah dengan Petrus Kurniawan. Anak tertua ini punya dua adik laki-laki, Kim dan Jason.

Sejak masih 9 bulan, Jenny sudah jadi model pakaian bayi. Di sekolah dasar ia jadi model iklan bank. Dunia model memang akhirnya menjadi profesi wanita tamatan sekolah autokaufman (pendidikan khusus menjual mobil) itu. Ia memang kini bekerja di perusahaan yang khusus menjual mobil produksi Amerika Serikat, seperti Opel, Ford, dan Cadillac. "Saya memang dari dulu tertarik mobil. Saya senang nonton balap Formula 1, saya juga senang nyetir," kata wanita pemilik mobil Opel Corsa warna biru itu, tertawa.

Tapi keahlian Jenny bukan cuma itu. Dari usia 4 sampai 17 tahun ia menekuni balet. Bahkan menjadi penari tetap di stadtteater (teater kota) di Kota Karlsruhe. Dan menjadi artis utama dalam pertunjukan termasyhur, Swansee.

Namun kegiatan balet terpaksa berhenti ketika profesinya sebagai foto model semakin menyita waktu. Untuk profesinya ini, ia mesti bekerja sampai ke Swiss. Dalam setahun, wanita yang punya hobi step dance dan musik hip hop itu sedikitnya membintangi sepuluh iklan.

Toh, akhirnya kegiatannya sebagai foto model terpaksa mesti direm lantaran pemotretan biasa dilakukan pada hari kerja, padahal ia mesti loyal kepada perusahaan. Sementara itu, pemotretan pada akhir pekan jarang dilakukan karena tarifnya mahal, sebab bukan hari kerja. "Jadi akhirnya kegiatan foto model cuma sambilan. Bukan profesi lagi," kata wanita yang pernah menjadi iklan pakaian dalam produk Jerman, Lynceterei, ini. Meski banyak pesaing wajah Euro-Asia, Jenny selalu dicari.

Tentang pose buka-bukaan, menurut wanita ramah bersuara renyah ini, bukan hal tabu di Jerman. "Di sini soal seperti itu biasa. Keluarga saya juga tidak keberatan," katanya. Meski begitu, pose-posenya yang vulgar di Internet sudah diblok olehnya. "Saya tidak mau foto-foto itu tampil di Indonesia. Tidak sesuai untuk konsumsi masyarakat di sana," katanya terus terang.

Wanita berdada penuh, yang langsing dengan tinggi 1,65 meter, ini berencana menengok Irfan dalam waktu dekat. Ini sebagai balasan dari kunjungan Irfan ke Jerman pada September lalu. "Seperti saya, keluarga saya juga mencintainya," kata Jenny tentang Irfan.

Sejak pertemuan itu, mereka belum berjumpa lagi. Namun Irfan kerap meneleponnya. "Bangun tidur, telepon. Sebelum latihan, telepon lagi. Juga ketika saya istirahat makan siang. Seusai latihan, dia menyapa saya. Dan sebelum kami tidur malam," kata Jenny, yang lebih tua setahun dari Irfan.

Jenny juga mengaku tak cemburu melihat Irfan jadi idola gadis-gadis. Ia malah meminta Irfan tidak menjemputnya di bandar udara agar tidak menarik perhatian. Ia juga tidak memberi tahu tanggal kedatangannya kepada kerabat. "Saya tidak ingin memisahkan Irfan dengan penggemarnya. Saya percaya kesetiaan Irfan," kata wanita berambut panjang ini enteng. Maka ia tak terusik ketika sebuah media mengabarkan hubungannya dengan pemuda blasteran Belanda itu bubar.

Ia kini sedang menjajaki kemungkinan menjalankan profesinya di Jakarta, "Beberapa agen model sudah menghubungi saya, tapi saya belum memberi jawaban," kata wanita muda yang gemar olahraga lari dan menonton sepak bola ini. Apakah dengan begitu ia akan hidup lama di Indonesia?

Jenny tertawa. "Kami akan membangun masa depan bersama dan karena Irfan sudah jadi orang Indonesia, maka saya harus selalu berada di sebelahnya. Irfan adalah laki-laki dengan pribadi dan karakter yang baik. Saya suka senyumnya. Kami saling mencintai," ucap Jenny.

Sri Pudyastuti Baumeister (Jerman)

BIODATA

Nama: Jennifer Jasmin Kurniawan
Kelahiran: Muhlacker, 6 April 1987
Orang tua: Petrus Kurniawan dan Uschi
Status dalam keluarga: sulung
Adik: Kim Jeffrey Kurniawan dan Jason Kurniawan
Domisili: Knittlingen
Pekerjaan: model
Tinggi badan: 165 cm
Berat: 47 kg
Hobi: berenang dan menyanyi
Musik favorit: Bruno Mars

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

loading...