1. Turunkan Emosi Anda.
Apapun yang Anda lakukan, jangan ikut marah! Ingat, jika Anda ikut marah, hal ini sama sekali tidak akan dianggap sebagai hal yang benar, dan hanya akan membuatnya semakin marah. Jika Anda mulai merasa panas, ingatlah "Dia tidak akan dapat memancing saya". Teknik ini diusulkan oleh Paul Hauck, Ph.D. Seorang ahli psikologi dari Illinois. "Ingat, Anda tidak membuat dia marah. Anda mungkin akan membantu dia mengatasi masalahnya, tapi bukan reaksi emosional dia"
2. Jangan Timbun Data
"Biasanya pria berusaha memenangkan pertengkaran dengan membawa berbagai fakta yang sebenarnya tidak ada artinya sama sekali bagi dia," kata Michael Staver. "Data ini dianggap sebagai tidak menghormati dan tidak mendengar sama sekali, dan malah akan membuatnya semakin marah."
3. Akuilah... Secara Dewasa!
"Jika Anda salah, akuilah," kata Staver. "Tapi jangan sampai Anda menghancurkan martabat sendiri."
4. Dengar dan Perhatikan
"Jika dia sedang bermasalah," kata Hauck, "lebih baik anda dengarkan." Dan jangan juga tunggu sampai 'pedang' ditarik. Seperti orgasme, kemarahan memiliki grafik seperti bel. Pada saat diatas, emosi sedang gila dan logika berhenti. Jadi jika anda melihat tanda-tanda frustasi (mata berputar atau helaan napas), dengarkan! Dia sedang mendekati puncak, dan setelah ini akan segera turun!
5. Mundur Sejenak
"Anda tidak harus selalu setuju," kata Staver. "Tapi pahami persepsinya secara nyata. Hal ini menunjukkan bahwa anda menghormatinya." Seringkali, kemarahan yang ada terpicu karena ia percaya bahwa ada sesuatu yang: 1. Nggak Fair, 2. Lepas Kendali, atau 3. Menyerang secara pribadi. Hadapi hal ini dengan baik ya!
6. Pandang Matanya
Jika Anda tidak dapat melihat matanya, artinya Anda sedang marah. Tapi jika anda bisa, artinya anda mendengarkan. Pola ini seringkali terjadi dalam pertengkaran: Istri marah, suami diam, istri jadi tambah gila. Anda diam karena Anda ingin menghindari pertempuran, tapi di pikirannya, Anda menghindari keintiman!
7. Terlibatlah!
Tanyakan pertanyaan. "Hal ini menunjukkan anda mendengarkan, dan hal ini menyatakan bahwa anda ingin mendengarkan lebih jauh lagi,' kata Staver,
8. Coba berjalan-jalan.
Berjalan-jalan mungkin terdengar bodoh, tapi ini adalah cara baik. Secara fisik, Anda mengajak dia berjalan-jalan bersama, dan bukan melawan Anda. "Berjalan-jalan itu menenangkan," kata Susan Heitler, ahli psikologi klinis. Jika pertengkaran mencapai mode krisis, maka coba jauhkan dulu diri dari masalah yang ada, sampai masalah yang ada jadi jelas dan semua omelan sudah berkurang jauh!
9. Gunakan Kata Ajaib:
Heithler, mengatakan ada tiga kata ajaib: Ya, Aku setuju, Kamu Benar, Saya Menyesal. Tidak ada yang bisa membuat seorang penyerang berhenti dan langsung luluh. Jadi temukan sesuatu, apapun, yang kamu percaya!
10. Gunakan Rasa Marah Sebagai Ukuran
Heitler menggambarkan rasa marah sebagai Ukuran terhadap adanya masalah. "Satu-satunya hal buruk yang bisa muncul dari rasa marah," imbuh Heitler, "adalah untuk memecahkan masalah!"
11. Buat Batasan
"Anda harus membuat batasan," kata Hauck. Jika kemarahanya terlalu dramatis, terlalu sering, terlalu menyakitkan, maka beri kesempatan hanya dua kali, tidak lebih, demikian kata Hauck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar